.
Selamat datang kepada para pengunjung في كا إس كلنتن PKS juga ada di Kelantan loh.....

Selasa, 15 November 2011

Tahniah & Barokallah


Tahniah untuk keluarga Abu Faiz atas kelahiran Putranya yang ke-3, semoga menjadi anak yang sholeh, taat pada Alloh SWT dan berbakti pada orang tua. Aamiin

Abang Faiz dah punya adik dah....
Read more »

Selasa, 8 November 2011

Panggilan Spesial untuk yang Spesial


Islamedia - Ada teman ummahat, yang anak sulungnya sudah perawan. Suatu saat dia mengangkat telpon, tampaknya dari laki-laki. Dia berkata, "Antum ada dimana?" Kupikir siapa yang telpon. Tapi nada pembicaraan selanjutnya kok membahas anak-anak ya? Walah, kalau begitu yang telpon pasti suaminya!Saya ngikik sendiri, kok nikah sudah belasan tahun dan anak sudah ada yang perawan, memanggilnya 'antum' sih? Kayak lagi rapat di kampus aja. Selidik punya selidik, ternyata suami juga memanggil istrinya 'anti'. Sejak itu, kalau kami sedang berkumpul dan suaminya tiba-tiba menelpon, kadang kuledek, "Tuh, bu anti, bapak antum telpon"
Qiqiqi, jadi ketawa berdua deh.
 
Pernah juga kutanya, kenapa memilih panggilan ajaib seperti itu, karena pasti ada alasannya. Ternyata benar. Kata si istri, itu untuk mengenang masa-masa perjuangan, supaya bersyukur dengan keadaan sekarang. O, begitu. Baiklah ibu Anti, saya paham kalau masa perjuanganmu dengan bapak Antum perlu dikenang :)

Ada juga teman (perempuan) yang membahasakan suaminya dengan 'akhi'. Lah kan pas sms rada mesra jadi lucu tuh. "Misss u akhi..." Halah gubrak, entar dikira CBSA (Cinta Bersemi Saat Aksi). Heu heu. Untunglah setelahnya mereka sepakat memanggil dengan 'sayang', meski kadang gak jelas ini siapa yang dimaksud, karena sono-sini 'sayang' semuanya.
 
Ada lagi teman ummahat yang lain, dia memanggil suaminya dengan 'honey', sementara suaminya memanggil dia dengan 'cinta'. Bagus banget sih. Tapi jadi lucu pas suatu saat si istri ini jengkel karena suaminya tak juga menjemput padahal sudah janji mau jemput, dia rada ngomel di telepon, "Honey gimana sih? Kok gak dateng-dateng? Cinta kan dah lama nunggu. Dah bubar ngajinya dari tadi nih"
 
Qiqiqi, panggilan boleh mesra, tapi kalau digunakan untuk marah-mara jadi aneh deh jadinya. Mungkin seharusnya panggilan itu kalau pas hati lagi adem ya. Kalau lagi rada korslet, ya cukup abi/ummi aja. Seperti bunda Aisyah, kalau hatinya adem menyebut suaminya Muhammad. Tapi kalau lagi rada sumpek, menyebutnya Rasulullah. 

Rasulullah pun memanggil Aisyah dengan panggilan sayang, 'Humaira', yang artinya berpipi merah. Tapi itu dalam kondisi normal. Saat Aisayh suatu kali rada cerewet, Rasul mengatakan, "Benar-benar putri Abu Bakar".

Intinya, panggilan spesial pada pasangan memang perlu diciptakan, dan musti cukup kreatif mencari yang pas. Bisa berdasarkan diskusi, bisa juga berdasarkan keinginan masing-masing. Panggilan spesial ini perlu untuk merawat cinta kasih antar pasangan, karena menikah kan tidak untuk satu dua tahun saja tapi untuk selama hidup, insya Allah. Tapi penggunaan panggilan tersebut pada akhirnya harus melihat kondisi. Saat di depan anak-anak, untuk melatih mereka, tentu kita membahasakan dengan abi ummi atau ayah ibu. Tapi saat berdua saja, panggilan spesial ini boleh berlaku, Itu pun bisa dibedakan jenisnya. Panggilan saat hati berbunga, panggilan saat kondisi biasa saja, atau panggilan saat hati sumpek. Dengan demikian, tanpa harus mencak-mencak dan berbicara dengan nada tinggi, pasangan pun akan tahu suasana hati lawan bicara hanya dari clue cara memanggilnya saja. Jadi, misalnya suaminya memanggil dengan panggilan khusus kalau lagi hati sumpek misalnya, istri bisa siap-siap memadamkan api amarah suaminya sebelum terlanjur menjadi besar.

Akan halnya saya, juga punya panggilan spesial, yang sejak hari pertama nikah telah diterapkan. Suami memanggilku Ajeng, kependekan singkat dari dhiajeng, yang artinya adalah adinda, dalam bahasa jawa. Namanya juga kami orang jawa. Tapi panggilan ini juga pernah mendapatkan ujian. Waktu itu lagi ramai kasus penipuan via hape jika hape kita hilang. Ada perampok yang memanfaatkan hape itu untuk pura-pura jadi suaminya dan sms ke istrinya (kan biasanya di hape disimpan dengan nama my love, sayang, atau sejenis itu). Penelpon pura-pura lupa nomor pin dan menanyakan nomor pin pada istri, dan saat dibalas, terkuraslah atm si pemilik hape (berikut dompetnya yang juga hilang).

Nah, kayaknya suami takut kejadian itu menimpa dirinya, berhubung dia orangnya juga pelupa kuadran satu. Sehingga nama 'Ajeng sayang' di phone book-nya dia ganti dengan nama asliku. Pas suatu saat kulihat, dia ceritakanlah alasan penggantian nama itu. Meski untuk panggilan verbal ya tidak pernah berubah, tetap saja 'Ajeng'. Terus kuberi saran, "Ya gak usah pakai sayang-sayang, cukup Ajeng aja. Atau kalau mau dtambahi jangan pakai bahasa yang familiar"

Sejak itu, kulihat namaku di phone booknya adalah 'Ajeng Huriy' Hihi, baiklah, mangga wae lah.

Jadi, panggil apa enaknya ya pada pasangan kita? Pikir sendirilah, dan itu hak prerogatif masing-masing pasangan :)
 
Oh ya, ini khusus yang post wedding ya. Kalau yg masih ta'aruf atau pasca khitbah sekalipun, semuanya masuk pre wedding, haram tuh manggil-manggil pakai bahasa spesial kayak gitu. Jangan coba-coba yaa! Jagalah hati, Waspadalah, waspadalah ! *sambil ngasah golok buat calon pasangan yang nekad :D

#pamulang, 18 Okt 2011

Muktia Farid
Read more »

Gusti Ora Sare


1320291641448478504 
Kita sudah sering mendengar kalimat itu, apalagi jika tinggal di wilayah Jawa. Gusti ora sare. Allah tidak pernah tidur. Tuhan tidak pernah lalai terhadap perbuatan hamba : kecil maupun besar, baik maupun buruk, tersembunyi maupun terang-terangan, sendirian ataupun berkelompok, di tengah malam gulita ataupun saat siang terang benderang.
Baru memiliki niat melakukan kebaikan, Allah telah melihat dan mencatat. Apalagi ketika sudah benar-benar dilakukan sebagai sebuah perbuatan baik. Baru berupa niat melakukan kejahatan, Tuhan telah melihat dengan tepat. Apalagi ketika sudah benar-benar dikerjakan sebagai perbuatan jahat.
Tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke tanah, kecuali dalam pengetahuanNya yang tak terbatas. Tidak ada setitikpun embun yang menetes dari dedaunan di tengah hutan, melainkan dalam pengetahuan Tuhan. Tidak ada seekor ikan kecil yang berenang di kedalaman lautan lepas pada tengah kegelapan malam kelam, melainkan dalam pengawasan Allah.
Maka apa yang engkau khawatirkan dalam kehidupanmu ? Dalam pengabdian profesimu. Dalam perjalanan kariermu. Dalam dinamika organisasimu. Dalam kehidupan politikmu. Dalam perilaku bisnismu. Dalam kegiatan kemasyarakatanmu. Dalam administrasi keuanganmu. Dalam aktivitas seni dan budayamu. Dalam interaksi sosialmu. Adakah engkau mengira Tuhan melalaikanmu ? Dalam berbagai aktivitas itu, sungguh Tuhan selalu melihatmu.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya.
( 1 )
Suatu ketika engkau merasa dicurangi dalam kegiatan politik. Lawan politikmu telah menipu dengan terang-terangan, mereka memalsukan data hasil pemilihan, mereka melakukan kecurangan sistemik, mereka melakukan kejahatan politik. Engkau menjadi korban, engkau terzalimi, engkau menjadi pihak yang dikalahkan. Berjuang engkau melawan kecurangan itu, sampai ke pengadilan. Bukti telah engkau genggam, saksi engkau hadirkan, namun persidangan mengalahkanmu.
Engkau merasa sakit hati karena dizalimi bertubi-tubi. Lawan politik yang curang itu menduduki posisi yang engkau yakini sesungguhnya itu hakmu. Ia tidak berhak duduk di kursi itu, karena ia melakukan kecurangan dan kejahatan dengan mencurinya darimu. Di titik itu engkau meratap pilu, sambil bertanya dalam hati, “Masih adakah keadilan di muka bumi ini?”
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Lawan politik yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.
( 2 )
Suatu ketika engkau merasa dibohongi dalam urusan bisnismu. Mitra bisnismu telah menipu dan mencurangimu. Ia berlaku tidak amanah dan melarikan uangmu. Bukan hanya itu, bahkan engkau mendapatkan beban hutang akibat kecurangan mitra bisnis yang semula tampak demikian ramah dan baik di matamu. Tidak dinyana, ia sangat tega melakukan penipuan yang sangat merugikanmu.
Engkau memprosesnya ke meja hukum. Pengacara kondang engkau gunakan untuk memuluskan perjuanganmu. Biaya yang besar engkau keluarkan demi mendapatkan kembali hak-hak yang dicuri darimu. Ternyata keadilan tidak berpihak kepadamu. Engkau dinyatakan kalah oleh proses pengadilan yang berlangsung dalam waktu berbulan-bulan dan sangat melelahkan. Dunia seakan gelap di matamu, bahkan engkau sudah tidak percaya bahwa masih ada kebaikan yang tersisa di muka bumi ini.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Mitra bisnis yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.
( 3 )
Suatu ketika engkau merasa dikhianati oleh pasangan hidupmu. Seseorang yang telah mendampingimu bertahun-tahun tega menyakiti hatimu. Ia berlaku kasar dan sama sekali tidak menampakkan kebaikan kepadamu. Engkau sangat yakin ia melakukan kesalahan, namun ia tidak pernah mau mengaku. Bahkan ia semakin berani melakukan tindak kekerasan terhadapmu. Engkau merasa pasrah, karena masih mengharapkan ia menjadi baik dan tidak ingin merusak masa depan anak-anakmu.
Berbagai usaha engkau lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan. Namun sepertinya ia semakin menjauh darimu. Semua kesalahan ditimpakan kepadamu. Seakan semua itu salahmu, dan ia sama sekali tidak peduli. Engkau hanya bisa menangis dan merenungi nasib diri yang tersakiti. Disakiti oleh seseorang yang sangat engkau cintai, rasanya semakin sakit lagi.
Semua kebaikan hatimu tidak pernah diapresiasi sama sekali. Seakan-akan engkau tidak pernah melakukan kebaikan apapun selama ini. Padahal engkau merasa telah banyak mengalah demi kebaikan dan keutuhan rumah tangga, namun seperti tidak ada pengaruh baginya. Ia tetap tega menyalahkanmu dan menyakiti hatimu. Kebaikanmu tak ada nilai di matanya.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Pasangan hidupmu seakan bisa memenangkanmu, padahal ia hanya menyakitimu. Tuhan masih memberikan kesempatan untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun jika ia tidak bertaubat, pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.
( 4 )
Suatu ketika engkau merasa sakit hati. Di organisasi yang engkau ikuti, semua program kerja telah engkau tuntaskan. Bukan hanya itu, engkau juga telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan organisasi. Harta, tenaga, pikiran, waktu, dan berbagai fasilitas telah engkau sumbangkan demi kemajuan dan kesuksesan program. Engkau telah menempuh jalan panjang yang melelahkan, merintis kebersamaan sejak awal dalam organisasi itu, hingga akhirnya organisasi semakin besar dan berkembang pesat.
Namun semua pengorbanan yang engkau berikan seakan tidak ada lagi arti. Di saat percepatan kaderisasi berhasil dicapai, muncullah banyak wajah-wajah baru memimpin organisasi. Mereka tidak mengenal siapa dirimu dan apa pengorbananmu. Mereka tidak pernah membaca sejarah, seakan organisasi itu sudah langsung besar sejak lahirnya. Mereka tidak mengerti jejak perjuanganmu yang berdarah-darah dan berlelah-lelah. Kini engkau melihat, mereka telah menikmati hasilnya.
Tiba-tiba namamu menjadi asing. Dalam daftar nama pengurus baru itu, tak ada nama dirimu. Engkau menyadari bahwa pergantian adalah kemestian. Namun engkau menjadi heran, mengapa daftar pengurusnya diisi oleh orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi ? Engkau tidak kecewa lantaran dirimu tidak masuk dalam kepengurusan, namun engkau kecewa lantaran engkau tidak pernah diminta pertimbangan sama sekali. Sebagai senior engkau banyak mengerti tentang hitam putih organisasi ini, namun ternyata suaramu tidak didengar lagi.
Engkau mengerti ada pihak-pihak di organisasi yang bermain politik di dalam. Permainan ini telah menyingkirkanmu dari gelanggang kepemimpinan. Engkau hanya bisa terdiam dan menyendiri. Seperti inikah apresiasi yang kalian berikan kepada orang-orang yang ikut membesarkan organisasi ? Engkau hanya bertanya dalam hati. Namun kecintaanmu kepada organisasi telah membuatmu tetap bertahan dan bekerja dengan sepenuh konsistensi.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Tuhan sangat mengerti siapa saja yang berjuang dan bekerja di dalam organisasi. Tuhan pasti akan memberikan balasan bagi setiap tetes perjuangan dan kelelahan yang telah engkau sumbangkan dengan ikhlas di jalanNya. Engkau tidak perlu khawatir bahwa namamu tidak dikenal lagi oleh para pemimpin organisasi, karena Tuhan tidak akan pernah melalaikanmu.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.
( 5 )
Engkau merasa telah banyak mengalah. Semua engkau lakukan demi menjaga kebaikan dan kebersamaan. Apalah artinya jabatan, apalah artinya posisi, dibanding dengan nikmatnya persaudaraan. Mengalah demi kebersamaan adalah bagian dari kebaikan.
Kadang engkau bertanya nyinyir, sampai kapan ? Sementara ada pihak yang terus saja tertawa bangga dan memanfaatkan semua sikap mengalahmu. Seakan mereka tengah melihat Opera van Java.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Sikap mengalahmu, sikap bersabarmu, sikap dewasamu, semua ada nilai di hadapanNya.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

Pancoran Barat, 3 November 2011
sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1837
Read more »

Selamat Menunaikan Ibadah Qurban

Puji syukur ke hadirat Tuhan, hari ini, 10 Dzulhijah, kita telah melaksanakan shalat Iedul Adha dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Masih ada tiga hari lagi (tanggal 11 – 13 Dzulhijah) untuk melaksanakan penyembelihan hewan qurban, bagi yang belum menunaikannya hari ini.
Qurban adalah perintah Tuhan, sebagai bagian dari ibadah ritual, dalam rangka pendekatan diri dan penghambaan kepadaNya. Tuhan telah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah“ (QS Al Kautsar:1-2).
Tuhan mewartakan sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan, bahwa Ia telah melimpahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Maka Tuhan memerintahkan manusia agar mendirikan shalat dan berqurban.
Nikmat yang Banyak
Benarkah kita telah menerima nikmat yang banyak ? Coba kita ambil satu peristiwa kehidupan saja, yaitu bernafas.
Konon, sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Rata-rata manusia bernafas 20 kali per menit, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter / menit. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.
Udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas, di antaranya adalah oksigen dan nitrogen. Masing-masing memiliki proporsi 20% dan 79%, mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Dengan asumsi perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang dihirup manusia sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan 100 ml oksigen dan 395 ml nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.
Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan harga nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen sekitar USD 2.75 per 2,83 liter), maka setiap kali bernafas, manusia memerlukan Rp 6.430. Murah kan ? Coba bernafas lagi. Itu memerlukan Rp 6.430 lagi. Hitung saja setiap menarik nafas, kita memerlukan uang Rp 6.430. Begitu seterusnya.
Setiap menit, memerlukan Rp. 128.600. Setiap jam memerlukan dana Rp 7.716.000 untuk bernafas. Murah kan ?
Setiap hari manusia menghirup udara sekurang-kurangnya setara dengan Rp 185.184.000.
Jadi, jika manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup, berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar Rp 5,5 miliar. Dalam setahun, manusia menghabiskan dana Rp 66,6 miliar ! Baru untuk oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Bukan hanya itu. Coba perhatikan aktivitas saat bernafas. Menurut Harun Yahya, ketika kita menarik nafas, oksigen membanjiri sekitar 300 juta ruang kecil dalam paru-paru kita. Pembuluh darah kapiler yang melekat pada ruang ini menyerap oksigen dalam sekejap dan membawanya, mula-mula ke jantung, lantas diteruskan ke seluruh bagian tubuh.
Sel tubuh kita menggunakan oksigen ini, dan melepaskan karbondioksida ke dalam darah, yang membawanya kembali ke paru-paru, di mana zat ini kemudian dikeluarkan. Seluruh proses memerlukan waktu tak lebih dari setengah detik: Oksigen “bersih” masuk dan karbondioksida “kotor” keluar.
Sebanyak 300 juta ruang kecil dalam paru-paru ini untuk memperluas permukaan yang bersinggungan dengan udara. Mereka dengan hati-hati dilipat agar menduduki tempat sekecil mungkin; andaikan tidak dilipat, hasilnya cukup untuk menutup lapangan tenis.
Ruang kecil dalam paru-paru dan pembuluh kapiler yang melekat padanya telah dirancang oleh Tuhan begitu kecil dan sempurna, untuk meningkatkan laju pertukaran oksigen dan karbon-dioksida. Bisakah kita membayangkan bagaimana menciptakan “mesin kehidupan” yang sangat sempurna seperti itu ? Berapa uang harus kita keluarkan untuk menciptakan mesin pernafasan yang serupa ciptaan Tuhan ? Ah, mustahil bisa menyerupai ciptaan-Nya.
Maha Benar Tuhan yang telah berfirman :
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya” (QS. Ibrahim : 34).
Bersyukur dengan Berqurban
Maka, lapangkan hati untuk selalu bersyukur dan beribadat kepadaNya. Salah satu bentuk ibadat ritual adalah qurban, seperti yang tadi telah kita tunaikan pagi hingga siang ini, dan sebagian akan menunaikan esok hari hingga Rabu pada hari-hari tasyrik.
Selamat menunaikan ibadah qurban. Semoga ibadah kita semua diterima di sisiNya. Amin.

*) Pinjam data dari – http://dikikzr.abatasa.com/post/detail/11519/syukur
sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1856
Read more »

 

KABAR PKS KELANTAN

PKS KELANTAN UNTUK INDONESIA

INSPIRASI