.
Selamat datang kepada para pengunjung في كا إس كلنتن PKS juga ada di Kelantan loh.....

Sabtu, 31 Disember 2011

Tahun baruan ala PKS Kelantan (Workshop program kerja 2012)

Kebiasaan umum masyarakat di Indonesia, bila datangnya tahun baru masehi disambut dengan sangat meriah. Mulai dari lautan manusia yang memenuhi jalan, mobil, motor, bunyi klakson, ledakan petasan dan tiupan terompet mengiringi moment pergantian tahun ini.


Salah satu yang memaksimalkan peluang pergantian tahun adalah para penjual terompet
Fenomena ini berbeda 180 derajat dengan negeri Kelantan. Sambutan tahun baru masehi tidak seramai dengan tahun baru Hijriyah, malah besok, tepatnya 01 Januari 2012 adalah hari aktif yang artinya tidak ada libur atau harus masuk kerja/ sekolah. Ala kulli hal semoga kita semua lebih baik lagi di tahun 2012 nanti.

                                                                 *******)I(*******



Di penghujung tahun 2011 ini, PKS Kelantan mengadakan workshop program kerja untuk 2012. Dengan bertambahnya kader dan dinamisasi organisasi maka program-program dan rencana strategis disusun sedemikian rupa untuk mengakselerasi capaian-capaian besar PKS Kelantan. Salah satu yang menarik dalam struktur baru PKS Kelantan adalah hadirnya Biro Al Qur'an, yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan interaksi kader dengan Qur'an yang meliputi memperbaiki bacaan serta memutaba'ah hafalan Qur'an kader. Biro Al Qur'an ini hadir karena ada beberapa kader yang mempunyai potensi tahfiz Al Qur'an. Impian besar kita, yang tertulis dalam rencana strategis PKS Kelantan adalah, di tahun 2012 semua kader PKS Kelantan hafal juz 29 dan 30 (Allohu Akbar......semua kecil).


Di akhir acara, perburuan buah cermei di samping surau tempat kita workshop, menyempurnakan acara ini.
Read more »

TKI di Malaysia, Tarbiyah Sepanjang Hayat

Wajah-wajah yang khusyuk menghafalkan Al-Qur’an itu bukanlah para santri di sebuah pondok pesantren. Mereka juga bukan peserta pesantren kilat yang khas dilaksanakan di bulan Ramadhan. Bukan pula mahasiswa aktivis dakwah kampus yang sarat dengan terobosan dakwah. Asal tahu saja, para muslimah yang sedang asyik murajaah hafalan Al Quran itu adalah para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Johor yang tengah mengikuti lomba tahfidz juz 30. Suara mendengung bak lebah menggema dimana-mana, mengagungkan asma Allah dan kalamNya.

dakwatuna.com - Aktivitas keIslaman menjadi salah satu obat yang sangat manjur untuk menyembuhkan dan menanggulangi penyakit sosial yang mewabah di kalangan pekerja Indonesia di luar negeri. Materialisme, seks bebas, budaya hedon dan suka-suka kerap menjangkiti para TKI. Kemudahan fasilitas di negeri orang, duit yang mengalir rutin setiap bulan, tiadanya kehadiran orang tua, gaya hidup bebas dan minimnya bekal agama membuat mereka mudah terjerumus kepada perilaku maksiat. Oleh karenanya aktivitas keIslaman yang penuh dengan tuntunan keimanan, cara pandang yang jauh ke depan dan optimisme masa depan sangat sesuai untuk siapa saja yang ingin sukses dalam hidup, tak terkecuali para pengais devisa.
Halaqah-halaqah mingguan, taklim, daurah, mabit dan rangkaian perangkat tarbiyah lainnya sungguh sarana yang sangat efektif mengantarkan setiap individu yang ingin mendapatkan kelezatan hidup di dunia. Kehidupan yang sesuai dengan arahan Allah SWT.
Meskipun kelelahan kerja selama satu minggu mendera tubuh, hal tersebut tidak menyurutkan langkah para TKI ini menghadiri majelis-majelis ilmu yang akan mengobati dahaga iman mereka. Jauhnya jarak dan biaya yang dikeluarkan tidak menghalangi mereka menghadiri halaqoh dengan penuh kerinduan. Kerinduan seorang al akh kepada Murabbi dan anggota kelompoknya. Kerinduan akan ukhuwah Islamiyah yang mengikat hati. Kerinduan akan kehidupan Islami di tengah kegersangan hidup duniawi.
Oleh karenanya, jangan terkejut jika suatu waktu Anda berada di Johor Bahru dan menjumpai muslimah Indonesia yang santun, menutup aurat dengan sempurna dan penuh wawasan. Mereka bukanlah mahasiswi di kampus-kampus. Mereka juga bukan warga lokal. Mereka adalah TKI yang berinteraksi dengan tarbiyah. Jalan Islam yang membuat mereka unggul dibanding koleganya. Kehidupan Ilahiyah yang menuntun mereka memilih tarbiyah sebagai jalan menuju khusnul khatimah. (qonita)
Read more »

Ahad, 25 Disember 2011

Ustadz BS. Wibowo membakar semangat TKI dan kader PKS Kelantan


Alhamdulillah, beruntung sekali kemarin (24/12/2011) kita kedatangan super trainer dari Trustco ustadz BS. Wibowo, SKM. MARS. CPHR. Walaupun efektif waktu bersilaturahim kita tidak lebih dari 3 jam di dua tempat berbeda & peserta berbeda pula, luapan sebaran semangat, tips dan trik life excellent nya sangat menginspirasi kita.

Tempat pertama yang kita silaturahimi adalah rumah sewa kawan-kawan pekerja kilang glove, Pangkalan Chepa. Tepat, pukul 09.15 pm, telah berkumpul para pembelajar kawan-kawan pekerja kilang glove, lengkap beserta jajanan khas yg mengatasi rindu pada kampung halaman, yaitu ote-ote + es teh. Ustadz Bowo mengawali pencerahannya dengan cerita Zulaikho & perempuan dijamannya tentang nabi Yusof & kejadian mengiris buah, yang salah satu hikmahnya adalah bila kita bekerja dgn rasa cinta kelelahan fisik jadi tidak berasa. Selain itu pencerahan tentang bekerja tidak hanya murni bekerja juga disampaikan. Bekerja harus disertai dengan ikhtiyar untuk belajar, meningkatkan kapasitas. Beliau memberikan analogi gaji dokter umum dengan dokter sub sub spesialis. Beliau juga menyampaikan tips & trik mengoptimalkan waktu, cara 
mendapatkan uang & cara mengelolanya. pertemuan ditutup pukul 10.30 pm

Tempat kedua yang dikunjungi adalah penginapan student di daerah Kurnia Jaya, walaupun tak seramai kawan-kawan pekerja kilang, antusiasme mereka sangat terlihat dengan dipersiapkannya segala sesuatunya disana. pertemuan diawali dengan tilawah yang sangat merdu oleh Akh Fadzli yang langsung disambung oleh cetusan-cetusan inspirasi oleh Ustadz Bowo. Yang sangat teringat dan membekas adalah apa yang beliau sampaikan tentang mengoptimalkan peluang keberadaan kita sebagai kader di Malaysia ini. Harus menjadi spesialis dibidangnya & memperluas networking. Diskusi cukup panjang, namun dibatasi oleh waktu. Pertemuan ini berakhir pada pukul 11.53 pm.

Foto diatas adalah foto ustad Bowo yang diambil dari website Trustco. Karena terlalu semangatnya, lupa mengabadikan dokumentasinya, baik pertemuan di kilang maupun di rumah student. tapi, bekalan inspirasi dan semangat tetap terpatri untuk melangkah lebih baik lagi dari hari-hari kemarin

Wallahu 'alam. Wassalam 

Read more »

kader PKS support Persebaya di Kelantan (Bonek Kelantan)

Jumat (23/12/2011) di stadium sultan Muhammed ke IV Kota Bharu pukul 20.45 waktu setempat pertandingan persahabatan antara Persebaya Surabaya melawan Kelantan FA dimulai. Suasana stadium dipenuhi oleh lautan merah the red warriors, penyokong pasukan Kelantan FA.

Separuh masa pertama, Persebaya bermain cantik, namun sayang belum bisa menjebol gawang Kelantan.
Pada menit ke 34 Azizi salah satu pemain Kelantan FA terkena kartu merah, menjadikan Kelantan bermain dengan 10 pemain. Babak pertama diakhiri dengan tidak ada gol dari kedua tim

Babak kedua awal, permainan skuad Persebaya agak menurun, yang berakhir dengan jariangan gol oleh Indra Putra. kedudukan 1-0 untuk kelantan FA pada menit ke 61. Namun pemain Persebaya tetap semangat menunjukkan permainan yang cepat dan taktis dan berhasil menyamakan kedudukan 1-1 pada menit 84 oleh Andik. Kolaborasi skill Andik, kecepatan larinya dan kerjasama tim Persebaya.







yang menarik dalam pertandingan persahabatan ini adalah:
1. walaupun kita minoritas (2 bonek mania) ditengah ribuan the red warriors suasananya sangat aman dan bersahabat, malah kita disapa dan ditanya tentang arti bonek dan "WANI" yang terpampang pada spanduk kertas yang kami tulis.


2. ini adalah ajang bagi Persebaya untuk go internasional, menunjukkan performance terbaiknya kepada dunia. dengan skill andik dan skuad Persebaya kemarin, penyokong Kelantan FA sangat terpesona dengan permainan tim yang rancak.

Selamat jumpa lagi Persebaya di Kelantan, kita akan tetap mendukung mu
Arek Suroboyo boleh......

Wallahua'lam, Wassalam
Read more »

Jumaat, 23 Disember 2011

PKS Siap All Out Kawal Revisi UU Penempatan dan Perlindungan TKI


Jakarta - DPR telah menyetujui revisi terhadap UU No 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (PPTKLN) masuk dalam Prioritas Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2012. Revisi undang-undang tersebut sangat penting untuk memberikan perlindungan bagi buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri. Karenanya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap mengawal secara total revisi undang-undang tersebut.

Hal Itu diungkapkan oleh Ketua DPP PKS Bidang Buruh, Petani dan Nelayan, Martri Agoeng di Kantor DPP PKS, Jalan Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (18/12/2011).

Martri mengatakan, permasalahan yang dihadapi buruh migran Indonesia justru sering disebabkan ketidaktegasan undang-undang yang belaku selama ini dalam memberikan perlindungan. Revisi ini menjadi penting untuk mengakhiri permasalahan buruh migran Indonesia tersebut.

“PKS akan all out mengawal Revisi UU 39 tahun 2004, untuk melindungi buruh migran dan mengakhiri permasalahan yang dialami mereka selama ini,” ujar Agoeng.

Momentum Hari Buruh Internasional yang jatuh setiap 18 Desember ini, menurutnya,  harus menjadi penyemangat bagi seluruh stake holder buruh migran untuk membenahi sistem perlindungan dan penempatan yang berlaku.

“Selama ini sistem perlindungan dan penempatan TKI carut marut. Alhamdulillah, Jumat (16/12/2011) kemarin sudah disetujui oleh DPR bahwa revisi undang-undnag ini masuk dalam Prolegnas 2012, jadi pas momentumnya bersamaan dengan Hari Buruh Migran Internasional,” jelas anggota Komisi IX FPKS ini.

Ada beberapa poin krusial yang akan akan diperjuangkan PKS, salah satunya masalah perekrutan buruh migran. Kedepan PKS mengusulkan hal ini harus dilaksanakan oleh aparat pemerintahan tingkat desa/kelurahan. Karena selama ini perekrutan tersebut banyak dilakukan secara ilegal oleh calo.

“PKS akan memperjuangkan pemutusan rantai percaloan buruh migran dengan memberikan wewenang kepada aparat pemerintahan desa atau kelurahan. Disana akan diminimalisir pemalsuan data, serta aparat harus memberikan penjelasan yang benar tentang lowongan kerja di luar negeri disertai dengan kontrak kerja yang terperinci,” imbuhya.

Selain itu, Martri mengatakan, PKS akan memperjuangkan agar sistem penempatan yang berbiaya tinggi selama ini dapat ditekan sedemikian rupa. Bahkan jika diperlukan, pemerintah memberikan subsidi pembiayaan. “Metode pelatihan TKI atau buruh migran ini juga harus menjamin bahwa mereka yang berangkat adalah mereka yang betul-betul siap, dan semua hal ini harus diatur dengan jelas dalam UU ini,” tambah Martri.

Hal lain yang menjadi perhatian PKS adalah masalah perlindungan buruh migran yang sering menghadapi kendala di luar negeri. Pemerintah harus mempunyai standar perlindungan yang jelas dan tegas terhadap buruh migran yang bermasalah.

“Harus ada peraturan yang tegas dan jelas terhadap buruh migran yang bermasalah. Peran negara dan peran kantor perwakilan RI di luar negeri dalam memberikan perlindungan kepada buruh migran harus tegas dan jelas dimasukkan dalam RUU ini,” kata politisi asal Jawa Tengah ini.

Kedepannya, PKS menurut Martri akan mendorong pengiriman buruh migran ke luar negeri semuanya harus menempati sektor formal dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat. “Oleh karena itu PKS sangat mendukung wajib belajar 12 tahun untuk segera dilaksanakan,” pungkasnya.

Read more »

Khamis, 22 Disember 2011

Pertandingan persahabatan Persebaya dengan Kelantan FA Jumat ini (23/12/2011)

 



Insyallah jumat, 23 Desember 2011 Persebaya akan bertanding dengan Kelantan FA di stadium Sultan Muhammed ke IV Kota Bharu, Kelantan pukul 08.45 malam. Pertandingan kedua tim ini akan memperebutkan Piala Permai (yayasan persahabatan Malaysia-Indonesia).




Andik Vermansyah dan skuad Green Force telah datang di Kota Bharu pada Rabu (21/12/2011) petang yang disambut dengan suasana penuh kekeluargaan oleh manajemen The Red Warriors julukan bagi tim sepak bola Kelantan ini.
dan pada 28 Desember 2011 nanti Fahmi dan skuad Kelantan FA akan bertemu dengan Persebaya di gelora 10 November Surabaya.

Read more »

Spesial moment untuk Designer Peradapan - IBU

Selamat pagi semua. Sedang apa nih ibu2? Semoga hari ini menjadi momentum yang semakin menguatkan peran para perempuan Indonesia. :)

"Kamu harus lebih rendah hati dan lebih berbakti kepada sesama." Pesan Ibu. Mentari belum bersinar, tapi nasihat ibu sudah lebih dulu menyapa pada hari itu, di usia saya yang ke 40 tahun. Itulah Ibu, walau bilangan usianya sudah senja, namun kisah-kisah penting dihidupnya tetap terekam baik dalam ingatannya. Tak ada yg meragukan tulusnya cinta Ibu kepada keluarga. Apapun yg ia lakukan, seringkali mendahulukan orang2 yg dicintainya. Tak hanya pikirannya, bahkan keringat dan air matanya sangat lekat dengan cinta yang  mengiringi perjalanan hidup kita.

Kemuliaan cinta Ibu membuat kita makin sadar untuk membahagiakan dan berbakti kepadanya seperti yg tergambar dlm sebuah hadits. Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW, seraya meminta ijin untuk ikut dalam berjihad bersama beliau. Lalu Rasul bertanya. "Adakah engkau masih mempunyai ibu?", orang itu menjawab "Ya masih." , lalu Rasulullah SAW bersabda. "Bersungguh2lah dlm berbakti kpd ibumu, krn sesungguhnya surga itu berada dibawah kedua kakinya." (HR Imam Nasa'i dan Thabrani). Agama telah memuliakan Ibu , maka hari ini tidak berlebihanlah jika kita memberikan sesuatu yang lebih dari biasanya.

Selamat Hari Ibu utk seluruh perempuan Indonesia. Berikanlah cinta & perhatian terbaik kita kepada ibu & juga ibu dari anak2 kita. Karena cinta yang diberikan oleh orang-orang terdekatnya adalah semangat yang akan terus menyala dalam jiwa sepanjang hidupnya.













@twitter Bang Sani
(Ir Triwisaksana MSc)
Read more »

Selasa, 6 Disember 2011

Herlini Amran : Atase Ketenagakerjaan Tidak Efektif



Islamedia - Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran mengatakan keberadaan Atase Ketenagakerjaan di luar negeri beluim efektif. Padahal masalah ketenagakerjaan di luar negeri sangat kompleks. Kalau atase kita bisa berperan optimal tentu permasalahan yang melanda tenaga kerja Indonesia (TKI) terutama yang perempuan tidak separah ini.

Hal itu disampaikan Herlini Amran terkait dengan adanya intruksi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar kepada atase-atase tenaga kerja agar bersikap proaktif dalam meningkatkan aspek perlindungan bagi TKI. Muhaimin juga meminta atase untuk membuka jalur-jalur komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan melibatkan unsur pemerintah, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya di negara penempatan.

Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini menyambut baik instruksi Menakertrans ini. "Ini sejalan dengan keberhasilan delegasi Indonesia di PBB dalam menggolkan Resolusi PBB berjudul 'Violence Against Women Migrant Workers' pada Sidang Komite III Majelis Umum PBB ke-66 di Markas Besar PBB, New York. Herlini berharap Menakertrans sebagai leading sector ketenagakerjaan bisa meningkatkan peran atase ini. "Dan keberadaan atase ketenagakerjaan ini tidak mesti ada di setiap negara karena kita perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi", jelas Herlini.

"Justru pemerintah harus selektif dalan memperkuat kelembagaan atase ketenagakerjaan ini. Contohnya di Korea Selatan jumlah tenaga kerja kita banyak bahkan mencapai 31.000 tapi kenapa disana tidak ada atase tenaga kerja. Padahal keberadaannya sangat penting", tegas Herlini

"Yang terpenting fungsi koordinasi itu bisa berjalan antar instansi pemerintah. Dan jangan lupa pemerintah juga harus mengapresiasi keberadaan institusi masyarakat yang memang peduli dengan nasib TKI kita", pungkas Herlini.

Dalam kesempatan lain, Firdaus Badrun, Ses. Ditjen Binapenta Kemenakertrans mengatakan bahwa atase ketenagakerjaan mempunyai tugas pelayanan tenaga kerja yang diantaranya perlindungan TKI, pendataan TKI di negara penempatan, pemantauan keberadaan TKI, melakukan penilaian terhadap mitra usaha atau agen dalam pengurusan dokumen TKI, upaya advokasi TKI, legalisasi perjanjian atau kontrak kerja serta pembinaan TKI yang telah ditempatkan.

“Keberadaan dan peranan atase ketenagakerjaan itu sangat penting karena mereka bertugas untuk membantu menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi TKI seperti gaji tidak dibayar, kecelakaan kerja, kontrak kerja tidak sesuai, pemulangan TKI, penganiayaan dan banyak hal lainnya,” kata Firdaus Badrun.

"Saat ini Kemenakertrans memiliki 10 atase ketenagakerjaan di sembilan negara yaitu Malaysia,Hongkong, Saudi Arabia (Riyadh dan Jeddah), Persatuan Emirat Arab (Abu dhabi), Brunei Darussalam, Kuwait, Korea Selatan, Singapura, Qatar dan satu kepala bidang ketenagakerjaan di KDEI Taiwan", jelas Firdaus[islamedia/efri.s]

source: http://www.islamedia.web.id/2011/12/herlini-amran-atase-ketenagakerjaan.html
Read more »

Bandara Penuh Makna



Islamedia - Di ruang tunggu sebuah bandara, seorang ibu muda terlihat tengah menunggu pesawat yang akan menerbangkan dirinya. Karena harus menunggu cukup lama, Ia memutuskan untuk membeli buku untuk dibaca.

Ia juga membeli sebungkus biskuit, sekadar untuk camilan dirinya disaat menunggu pesawat. Ia kemudian duduk di salah satu kursi di ruang tunggu VIP. Di kursi belakang, yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja kecil yang diatasnya tersaji sebungkus biskuit, duduklah seorang pria.

Pria tersebut terlihat mulai membaca majalah. Ketika ibu muda mengambil biskuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tersebut mengambil sepotong juga. Si ibu muda merasa terganggu dengan perbuatan pria tersebut, namun Ia diam saja. Ia hanya bergumam, “Huh..menyebalkan! Ingin rasanya kutampar saja mukanya.”

Setiap Ibu muda tersebut mengambil sepotong biskuit, pria tersebut juga melakukan hal yang sama, sambil tersenyum kepada Ibu muda. Perbuatan pria tersebut benar-benar mengundang geram si Ibu muda...! Namun si Ibu muda tidak bereaksi ap-apa, Ia hanya menyimpan kedongkolannya dalam dada.

Ketika biskuit tersisa satu potong, si Ibu muda bergumam, “Coba saya ingin lihat apa yang akan dilakukannya...!”

Kemudian si Pria membelah biskuit tersebut. Ia mengambil separo dan mempersilahkan si Ibu muda untuk menikmati yang separohnya lagi. “Benar-benar keterlaluan...!” Gumam si Ibu Muda.

Kini, kekesalan si Ibu muda benar-benar memuncak. Ia segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan tempat duduk tersebut, pindah ke ruang Keberangkatan (Boarding Room).

Ketika ibu sudah duduk di dalam pesawat, Ia membuka tas jinjingnya untuk mengambil kacamata. Betapa terkejutnya Ia, ternyata bungkusan biskuit miliknya masih ada di dalam tas jinjingnya dalam keadaan masih utuh. Ia kini menyesal, dan benar-benar merasa malu! Ia merasa bersalah, Ia mengira bahwa biskuit yang dimakan tadi bersama Pria tersebut adalah miliknya. Dan TERNYATA BUKAN.

Pria tadi membagi biskuit antara dirinya dan si Ibu muda TANPA Merasa marah, terganggu atau pun merasa rugi.

Sementara si Ibu muda merasakan sebaliknya. Ia merasa bahwa biskuit tersebut adalah miliknya yang telah diserobot oleh Pria tersebut, dan menyangka betapa si Pria tersebut telah berbuat kurang ajar kepada dirinya.

*****)I(*****

Empat hikmah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut yang empat hal tersebut mungkin tidak dapat dirahi kembali, yakni :

Batu, pernahkah kita mencoba melempar batu ke lautan. Apakah batu tersebut dapat kita ambil kembali setelah kita lempar? Tidak kan!

Kata-kata, coba kita renungi perkataan kita setelah diucapkan, berapa banyak yang memberikan manfaat dan berapa banyak yang justru menyakiti lawan bicara kita. Kata-kata yang kita keluarkan tidak mungkin ditarik kembali, tidak mungkin utuk dihilangkan. Terlebih kata-kata tersebut bersifat menyakitkan, dampaknya terhadap lawan bicara adalah merasa tidak dihargai atau merasa direndahkan. Perbaikilah kata-kata kita sebelum kita berhadapan dengan lawan bicara, perbanyak berkata-kata penuh manfaat.

Kesempatan, jika kita mendapat kesempatan sebaiknya bersegeralah. Karena setelah berlalu, kita tidak mungkin mendapati kesempatan yang sama. Seperti dari kisah tersebut, setelah meninggalkan pesawat sang Ibu itu tidak pernah bertemu kembali untuk meminta maaf atas perbuatannya. Sifat manusia adalah selalu menyesal, menyesal setelah melalui kesempatan yang tak sedikitpun diraihnya dan yang paling buruknya mengulangi penyesalan tersebut dengan tidak meraih kesempatan yang lain.

Hikmah terakhir adalah waktu, kita tahu waktu yang kita miliki sungguh terbatas. Ketika manfaatkan waktu kita sepersikan detiknya untuk hal-hal yang baik dan memikirkan hal-hal yang baik pula. Karena, setelah berlalu tidak mungkin akan kembali. Waktu satu detik sangat berharga bagi pelari maraton jarak 100 meter. Namun diantara kita masih banyak yang belum memaknai kehebatan sang waktu, yang setiap detiknya telah menggerogoti nyawa kita yang kita tidak tahu kapan terakhir waktu itu ada dipenghujung usia kita.


Haris Dianto Darwindra

source: http://www.islamedia.web.id/2011/12/bandara-penuh-makna.html
Read more »

Sabtu, 3 Disember 2011

Pusing-pusing Kota Bharu part 01 (tulisan jawi)

Assalamualaykum sahabat semua

dah lama bang ngADiMIN tak update blog PKS Kelantan
coz, lagi busy ngerjakan thesis (minta do'a para sahabat semua agar diberikan kelancaran
dan kemudahan dalam penyelesaiannya & diberikan ilmu yang bermanfaat, Aamiin).
mumpung masih tahun baru kami dari PKS Kelantan ingin mengucapkan:
salam tahun baru 1433 H.
Ya Allah jadikan awal tahun ini perbaikan,
pertengahannya kegembiraan dan akhirnya kesuksesan bagi kehidupan kami. Aamiin.
dan mengingatkan selasa besok tepatnya 6 Dec 2011 adalah 10 Muharom 1433 H
kita disunnahkan Puasa (jangan lupa).

*****)I(*****

Pada edisi kali ini, setelah "pusing-pusing Kota Bharu", Kita akan menampilkan tulisan huruf jawi (indo: pego) yg banyak terdapat dibanyak pengumuman, iklan, petunjuk jalan yang ada di kelantan, salah satunya adalah petunjuk jalan di depan SUK KB, jalan Kuala Krai.
kalau kita cermati tulisan jawi ini memang khas terdapat di Kelantan, seperti juga petunjuk jalan di jogja yang menggunakan huruf ho-no-co-ro-ko. kalau kita mengambil referensi di wikipedia, tulisan jawi adalah tulisan yang terawal digunakan di Nusantara, yang menggunakan huruf Arab dalam penulisannya, berkembang pada zaman kerajaan Islam Pasai. Tulisan ini dikhaskan di Kota Bharu karena merupakan Bandara Raya Islam.
Tulisan seperti ini kita bisa juga temukan di indonesia, kalau kita mengunjungi daerah Pasuruan di Jawa Timur, petunjuk jalan juga menggunakan huruf jawi.

tidak saja nama jalan, nama kedai (Indo: toko) pun dengan huruf jawi

franchise asal negara penyokong yahudi pun tidak luput dari adanya tulisan jawi (boycott.....).
nama bank yang ada tulisan jawinya.
tulisan jawi ada di mana-mana. kesanya menarik, unik dan berbeda. khas nuansa islamianya yang dibalut oleh nilai-nilai lokal.
WaAllahu a'lam.
Read more »

Selasa, 15 November 2011

Tahniah & Barokallah


Tahniah untuk keluarga Abu Faiz atas kelahiran Putranya yang ke-3, semoga menjadi anak yang sholeh, taat pada Alloh SWT dan berbakti pada orang tua. Aamiin

Abang Faiz dah punya adik dah....
Read more »

Selasa, 8 November 2011

Panggilan Spesial untuk yang Spesial


Islamedia - Ada teman ummahat, yang anak sulungnya sudah perawan. Suatu saat dia mengangkat telpon, tampaknya dari laki-laki. Dia berkata, "Antum ada dimana?" Kupikir siapa yang telpon. Tapi nada pembicaraan selanjutnya kok membahas anak-anak ya? Walah, kalau begitu yang telpon pasti suaminya!Saya ngikik sendiri, kok nikah sudah belasan tahun dan anak sudah ada yang perawan, memanggilnya 'antum' sih? Kayak lagi rapat di kampus aja. Selidik punya selidik, ternyata suami juga memanggil istrinya 'anti'. Sejak itu, kalau kami sedang berkumpul dan suaminya tiba-tiba menelpon, kadang kuledek, "Tuh, bu anti, bapak antum telpon"
Qiqiqi, jadi ketawa berdua deh.
 
Pernah juga kutanya, kenapa memilih panggilan ajaib seperti itu, karena pasti ada alasannya. Ternyata benar. Kata si istri, itu untuk mengenang masa-masa perjuangan, supaya bersyukur dengan keadaan sekarang. O, begitu. Baiklah ibu Anti, saya paham kalau masa perjuanganmu dengan bapak Antum perlu dikenang :)

Ada juga teman (perempuan) yang membahasakan suaminya dengan 'akhi'. Lah kan pas sms rada mesra jadi lucu tuh. "Misss u akhi..." Halah gubrak, entar dikira CBSA (Cinta Bersemi Saat Aksi). Heu heu. Untunglah setelahnya mereka sepakat memanggil dengan 'sayang', meski kadang gak jelas ini siapa yang dimaksud, karena sono-sini 'sayang' semuanya.
 
Ada lagi teman ummahat yang lain, dia memanggil suaminya dengan 'honey', sementara suaminya memanggil dia dengan 'cinta'. Bagus banget sih. Tapi jadi lucu pas suatu saat si istri ini jengkel karena suaminya tak juga menjemput padahal sudah janji mau jemput, dia rada ngomel di telepon, "Honey gimana sih? Kok gak dateng-dateng? Cinta kan dah lama nunggu. Dah bubar ngajinya dari tadi nih"
 
Qiqiqi, panggilan boleh mesra, tapi kalau digunakan untuk marah-mara jadi aneh deh jadinya. Mungkin seharusnya panggilan itu kalau pas hati lagi adem ya. Kalau lagi rada korslet, ya cukup abi/ummi aja. Seperti bunda Aisyah, kalau hatinya adem menyebut suaminya Muhammad. Tapi kalau lagi rada sumpek, menyebutnya Rasulullah. 

Rasulullah pun memanggil Aisyah dengan panggilan sayang, 'Humaira', yang artinya berpipi merah. Tapi itu dalam kondisi normal. Saat Aisayh suatu kali rada cerewet, Rasul mengatakan, "Benar-benar putri Abu Bakar".

Intinya, panggilan spesial pada pasangan memang perlu diciptakan, dan musti cukup kreatif mencari yang pas. Bisa berdasarkan diskusi, bisa juga berdasarkan keinginan masing-masing. Panggilan spesial ini perlu untuk merawat cinta kasih antar pasangan, karena menikah kan tidak untuk satu dua tahun saja tapi untuk selama hidup, insya Allah. Tapi penggunaan panggilan tersebut pada akhirnya harus melihat kondisi. Saat di depan anak-anak, untuk melatih mereka, tentu kita membahasakan dengan abi ummi atau ayah ibu. Tapi saat berdua saja, panggilan spesial ini boleh berlaku, Itu pun bisa dibedakan jenisnya. Panggilan saat hati berbunga, panggilan saat kondisi biasa saja, atau panggilan saat hati sumpek. Dengan demikian, tanpa harus mencak-mencak dan berbicara dengan nada tinggi, pasangan pun akan tahu suasana hati lawan bicara hanya dari clue cara memanggilnya saja. Jadi, misalnya suaminya memanggil dengan panggilan khusus kalau lagi hati sumpek misalnya, istri bisa siap-siap memadamkan api amarah suaminya sebelum terlanjur menjadi besar.

Akan halnya saya, juga punya panggilan spesial, yang sejak hari pertama nikah telah diterapkan. Suami memanggilku Ajeng, kependekan singkat dari dhiajeng, yang artinya adalah adinda, dalam bahasa jawa. Namanya juga kami orang jawa. Tapi panggilan ini juga pernah mendapatkan ujian. Waktu itu lagi ramai kasus penipuan via hape jika hape kita hilang. Ada perampok yang memanfaatkan hape itu untuk pura-pura jadi suaminya dan sms ke istrinya (kan biasanya di hape disimpan dengan nama my love, sayang, atau sejenis itu). Penelpon pura-pura lupa nomor pin dan menanyakan nomor pin pada istri, dan saat dibalas, terkuraslah atm si pemilik hape (berikut dompetnya yang juga hilang).

Nah, kayaknya suami takut kejadian itu menimpa dirinya, berhubung dia orangnya juga pelupa kuadran satu. Sehingga nama 'Ajeng sayang' di phone book-nya dia ganti dengan nama asliku. Pas suatu saat kulihat, dia ceritakanlah alasan penggantian nama itu. Meski untuk panggilan verbal ya tidak pernah berubah, tetap saja 'Ajeng'. Terus kuberi saran, "Ya gak usah pakai sayang-sayang, cukup Ajeng aja. Atau kalau mau dtambahi jangan pakai bahasa yang familiar"

Sejak itu, kulihat namaku di phone booknya adalah 'Ajeng Huriy' Hihi, baiklah, mangga wae lah.

Jadi, panggil apa enaknya ya pada pasangan kita? Pikir sendirilah, dan itu hak prerogatif masing-masing pasangan :)
 
Oh ya, ini khusus yang post wedding ya. Kalau yg masih ta'aruf atau pasca khitbah sekalipun, semuanya masuk pre wedding, haram tuh manggil-manggil pakai bahasa spesial kayak gitu. Jangan coba-coba yaa! Jagalah hati, Waspadalah, waspadalah ! *sambil ngasah golok buat calon pasangan yang nekad :D

#pamulang, 18 Okt 2011

Muktia Farid
Read more »

Gusti Ora Sare


1320291641448478504 
Kita sudah sering mendengar kalimat itu, apalagi jika tinggal di wilayah Jawa. Gusti ora sare. Allah tidak pernah tidur. Tuhan tidak pernah lalai terhadap perbuatan hamba : kecil maupun besar, baik maupun buruk, tersembunyi maupun terang-terangan, sendirian ataupun berkelompok, di tengah malam gulita ataupun saat siang terang benderang.
Baru memiliki niat melakukan kebaikan, Allah telah melihat dan mencatat. Apalagi ketika sudah benar-benar dilakukan sebagai sebuah perbuatan baik. Baru berupa niat melakukan kejahatan, Tuhan telah melihat dengan tepat. Apalagi ketika sudah benar-benar dikerjakan sebagai perbuatan jahat.
Tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke tanah, kecuali dalam pengetahuanNya yang tak terbatas. Tidak ada setitikpun embun yang menetes dari dedaunan di tengah hutan, melainkan dalam pengetahuan Tuhan. Tidak ada seekor ikan kecil yang berenang di kedalaman lautan lepas pada tengah kegelapan malam kelam, melainkan dalam pengawasan Allah.
Maka apa yang engkau khawatirkan dalam kehidupanmu ? Dalam pengabdian profesimu. Dalam perjalanan kariermu. Dalam dinamika organisasimu. Dalam kehidupan politikmu. Dalam perilaku bisnismu. Dalam kegiatan kemasyarakatanmu. Dalam administrasi keuanganmu. Dalam aktivitas seni dan budayamu. Dalam interaksi sosialmu. Adakah engkau mengira Tuhan melalaikanmu ? Dalam berbagai aktivitas itu, sungguh Tuhan selalu melihatmu.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya.
( 1 )
Suatu ketika engkau merasa dicurangi dalam kegiatan politik. Lawan politikmu telah menipu dengan terang-terangan, mereka memalsukan data hasil pemilihan, mereka melakukan kecurangan sistemik, mereka melakukan kejahatan politik. Engkau menjadi korban, engkau terzalimi, engkau menjadi pihak yang dikalahkan. Berjuang engkau melawan kecurangan itu, sampai ke pengadilan. Bukti telah engkau genggam, saksi engkau hadirkan, namun persidangan mengalahkanmu.
Engkau merasa sakit hati karena dizalimi bertubi-tubi. Lawan politik yang curang itu menduduki posisi yang engkau yakini sesungguhnya itu hakmu. Ia tidak berhak duduk di kursi itu, karena ia melakukan kecurangan dan kejahatan dengan mencurinya darimu. Di titik itu engkau meratap pilu, sambil bertanya dalam hati, “Masih adakah keadilan di muka bumi ini?”
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Lawan politik yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.
( 2 )
Suatu ketika engkau merasa dibohongi dalam urusan bisnismu. Mitra bisnismu telah menipu dan mencurangimu. Ia berlaku tidak amanah dan melarikan uangmu. Bukan hanya itu, bahkan engkau mendapatkan beban hutang akibat kecurangan mitra bisnis yang semula tampak demikian ramah dan baik di matamu. Tidak dinyana, ia sangat tega melakukan penipuan yang sangat merugikanmu.
Engkau memprosesnya ke meja hukum. Pengacara kondang engkau gunakan untuk memuluskan perjuanganmu. Biaya yang besar engkau keluarkan demi mendapatkan kembali hak-hak yang dicuri darimu. Ternyata keadilan tidak berpihak kepadamu. Engkau dinyatakan kalah oleh proses pengadilan yang berlangsung dalam waktu berbulan-bulan dan sangat melelahkan. Dunia seakan gelap di matamu, bahkan engkau sudah tidak percaya bahwa masih ada kebaikan yang tersisa di muka bumi ini.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Mitra bisnis yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.
( 3 )
Suatu ketika engkau merasa dikhianati oleh pasangan hidupmu. Seseorang yang telah mendampingimu bertahun-tahun tega menyakiti hatimu. Ia berlaku kasar dan sama sekali tidak menampakkan kebaikan kepadamu. Engkau sangat yakin ia melakukan kesalahan, namun ia tidak pernah mau mengaku. Bahkan ia semakin berani melakukan tindak kekerasan terhadapmu. Engkau merasa pasrah, karena masih mengharapkan ia menjadi baik dan tidak ingin merusak masa depan anak-anakmu.
Berbagai usaha engkau lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan. Namun sepertinya ia semakin menjauh darimu. Semua kesalahan ditimpakan kepadamu. Seakan semua itu salahmu, dan ia sama sekali tidak peduli. Engkau hanya bisa menangis dan merenungi nasib diri yang tersakiti. Disakiti oleh seseorang yang sangat engkau cintai, rasanya semakin sakit lagi.
Semua kebaikan hatimu tidak pernah diapresiasi sama sekali. Seakan-akan engkau tidak pernah melakukan kebaikan apapun selama ini. Padahal engkau merasa telah banyak mengalah demi kebaikan dan keutuhan rumah tangga, namun seperti tidak ada pengaruh baginya. Ia tetap tega menyalahkanmu dan menyakiti hatimu. Kebaikanmu tak ada nilai di matanya.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Pasangan hidupmu seakan bisa memenangkanmu, padahal ia hanya menyakitimu. Tuhan masih memberikan kesempatan untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun jika ia tidak bertaubat, pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.
( 4 )
Suatu ketika engkau merasa sakit hati. Di organisasi yang engkau ikuti, semua program kerja telah engkau tuntaskan. Bukan hanya itu, engkau juga telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan organisasi. Harta, tenaga, pikiran, waktu, dan berbagai fasilitas telah engkau sumbangkan demi kemajuan dan kesuksesan program. Engkau telah menempuh jalan panjang yang melelahkan, merintis kebersamaan sejak awal dalam organisasi itu, hingga akhirnya organisasi semakin besar dan berkembang pesat.
Namun semua pengorbanan yang engkau berikan seakan tidak ada lagi arti. Di saat percepatan kaderisasi berhasil dicapai, muncullah banyak wajah-wajah baru memimpin organisasi. Mereka tidak mengenal siapa dirimu dan apa pengorbananmu. Mereka tidak pernah membaca sejarah, seakan organisasi itu sudah langsung besar sejak lahirnya. Mereka tidak mengerti jejak perjuanganmu yang berdarah-darah dan berlelah-lelah. Kini engkau melihat, mereka telah menikmati hasilnya.
Tiba-tiba namamu menjadi asing. Dalam daftar nama pengurus baru itu, tak ada nama dirimu. Engkau menyadari bahwa pergantian adalah kemestian. Namun engkau menjadi heran, mengapa daftar pengurusnya diisi oleh orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi ? Engkau tidak kecewa lantaran dirimu tidak masuk dalam kepengurusan, namun engkau kecewa lantaran engkau tidak pernah diminta pertimbangan sama sekali. Sebagai senior engkau banyak mengerti tentang hitam putih organisasi ini, namun ternyata suaramu tidak didengar lagi.
Engkau mengerti ada pihak-pihak di organisasi yang bermain politik di dalam. Permainan ini telah menyingkirkanmu dari gelanggang kepemimpinan. Engkau hanya bisa terdiam dan menyendiri. Seperti inikah apresiasi yang kalian berikan kepada orang-orang yang ikut membesarkan organisasi ? Engkau hanya bertanya dalam hati. Namun kecintaanmu kepada organisasi telah membuatmu tetap bertahan dan bekerja dengan sepenuh konsistensi.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Tuhan sangat mengerti siapa saja yang berjuang dan bekerja di dalam organisasi. Tuhan pasti akan memberikan balasan bagi setiap tetes perjuangan dan kelelahan yang telah engkau sumbangkan dengan ikhlas di jalanNya. Engkau tidak perlu khawatir bahwa namamu tidak dikenal lagi oleh para pemimpin organisasi, karena Tuhan tidak akan pernah melalaikanmu.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.
( 5 )
Engkau merasa telah banyak mengalah. Semua engkau lakukan demi menjaga kebaikan dan kebersamaan. Apalah artinya jabatan, apalah artinya posisi, dibanding dengan nikmatnya persaudaraan. Mengalah demi kebersamaan adalah bagian dari kebaikan.
Kadang engkau bertanya nyinyir, sampai kapan ? Sementara ada pihak yang terus saja tertawa bangga dan memanfaatkan semua sikap mengalahmu. Seakan mereka tengah melihat Opera van Java.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Sikap mengalahmu, sikap bersabarmu, sikap dewasamu, semua ada nilai di hadapanNya.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

Pancoran Barat, 3 November 2011
sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1837
Read more »

Selamat Menunaikan Ibadah Qurban

Puji syukur ke hadirat Tuhan, hari ini, 10 Dzulhijah, kita telah melaksanakan shalat Iedul Adha dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Masih ada tiga hari lagi (tanggal 11 – 13 Dzulhijah) untuk melaksanakan penyembelihan hewan qurban, bagi yang belum menunaikannya hari ini.
Qurban adalah perintah Tuhan, sebagai bagian dari ibadah ritual, dalam rangka pendekatan diri dan penghambaan kepadaNya. Tuhan telah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah“ (QS Al Kautsar:1-2).
Tuhan mewartakan sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan, bahwa Ia telah melimpahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Maka Tuhan memerintahkan manusia agar mendirikan shalat dan berqurban.
Nikmat yang Banyak
Benarkah kita telah menerima nikmat yang banyak ? Coba kita ambil satu peristiwa kehidupan saja, yaitu bernafas.
Konon, sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Rata-rata manusia bernafas 20 kali per menit, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter / menit. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.
Udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas, di antaranya adalah oksigen dan nitrogen. Masing-masing memiliki proporsi 20% dan 79%, mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Dengan asumsi perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang dihirup manusia sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan 100 ml oksigen dan 395 ml nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.
Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan harga nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen sekitar USD 2.75 per 2,83 liter), maka setiap kali bernafas, manusia memerlukan Rp 6.430. Murah kan ? Coba bernafas lagi. Itu memerlukan Rp 6.430 lagi. Hitung saja setiap menarik nafas, kita memerlukan uang Rp 6.430. Begitu seterusnya.
Setiap menit, memerlukan Rp. 128.600. Setiap jam memerlukan dana Rp 7.716.000 untuk bernafas. Murah kan ?
Setiap hari manusia menghirup udara sekurang-kurangnya setara dengan Rp 185.184.000.
Jadi, jika manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup, berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar Rp 5,5 miliar. Dalam setahun, manusia menghabiskan dana Rp 66,6 miliar ! Baru untuk oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Bukan hanya itu. Coba perhatikan aktivitas saat bernafas. Menurut Harun Yahya, ketika kita menarik nafas, oksigen membanjiri sekitar 300 juta ruang kecil dalam paru-paru kita. Pembuluh darah kapiler yang melekat pada ruang ini menyerap oksigen dalam sekejap dan membawanya, mula-mula ke jantung, lantas diteruskan ke seluruh bagian tubuh.
Sel tubuh kita menggunakan oksigen ini, dan melepaskan karbondioksida ke dalam darah, yang membawanya kembali ke paru-paru, di mana zat ini kemudian dikeluarkan. Seluruh proses memerlukan waktu tak lebih dari setengah detik: Oksigen “bersih” masuk dan karbondioksida “kotor” keluar.
Sebanyak 300 juta ruang kecil dalam paru-paru ini untuk memperluas permukaan yang bersinggungan dengan udara. Mereka dengan hati-hati dilipat agar menduduki tempat sekecil mungkin; andaikan tidak dilipat, hasilnya cukup untuk menutup lapangan tenis.
Ruang kecil dalam paru-paru dan pembuluh kapiler yang melekat padanya telah dirancang oleh Tuhan begitu kecil dan sempurna, untuk meningkatkan laju pertukaran oksigen dan karbon-dioksida. Bisakah kita membayangkan bagaimana menciptakan “mesin kehidupan” yang sangat sempurna seperti itu ? Berapa uang harus kita keluarkan untuk menciptakan mesin pernafasan yang serupa ciptaan Tuhan ? Ah, mustahil bisa menyerupai ciptaan-Nya.
Maha Benar Tuhan yang telah berfirman :
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya” (QS. Ibrahim : 34).
Bersyukur dengan Berqurban
Maka, lapangkan hati untuk selalu bersyukur dan beribadat kepadaNya. Salah satu bentuk ibadat ritual adalah qurban, seperti yang tadi telah kita tunaikan pagi hingga siang ini, dan sebagian akan menunaikan esok hari hingga Rabu pada hari-hari tasyrik.
Selamat menunaikan ibadah qurban. Semoga ibadah kita semua diterima di sisiNya. Amin.

*) Pinjam data dari – http://dikikzr.abatasa.com/post/detail/11519/syukur
sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1856
Read more »

Selasa, 18 Oktober 2011

Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan-Amalan Utamanya

Oleh: Farid Nu’man Hasan

                Dzulhijjah adalah salah satu bulan mulia dalam kalender Islam. Banyak umat Islam yang menantikan kedatangannya, khususnya para calon jamaah haji, juga tentunya para peternak hewan qurban. Berikut ini adalah beberapa keutamaan bulan Dzulhijjah yang mesti kita ketahui dan semoga bisa memancing kita untuk melakukan banyak amal kebaikan pada bulan tersebut.

1.       1. Dzulhijah termasuk Asyhurul Hurum

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan mulia, yang telah Allah Ta’ala sebutkan sebagai asyhurul hurum (bulan-bulan haram). Maksudnya, saat itu manusia dilarang (diharamkan) untuk berperang, kecuali dalam keadaan membela diri dan terdesak.[1]

Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah , dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram …” (QS. Al Maidah (5): 2)

Ayat mulia ini menerangkan secara khusus keutamaan bulan-bulan haram, yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya. Bulan yang termasuk Asyhurul hurum (bulan-bulan haram) adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab, dan Muharam. (Sunan At Tirmidzi No. 1512)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

السنة اثنا عشر شهراً، منها أربعةٌ حرمٌ: ثلاثٌ متوالياتٌ ذو القعدة، وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان".
            “Setahun ada 12 bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram: tiga yang awal adalah DzulQa’dah, DzulHijjah, dan Muharam. Sedangkan Rajab yang penuh kemuliaan antara dua Jumadil dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 3025)

  1. Anjuran Banyak Ibadah Pada Sepuluh Hari Pertama ( Tgl 1-10 Dzulhijjah)
Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang besar. Disebutkan dalam Al Quran:
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
Demi fajar,   dan malam yang sepuluh. (QS. Al Fajr (89): 1-2)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan maknanya:

والليالي العشر: المراد بها عشر ذي الحجة. كما قاله ابن عباس، وابن الزبير، ومجاهد، وغير واحد من السلف والخلف.
(Dan demi malam yang sepuluh): maksudnya adalah sepuluh hari pada Dzulhijjah. Sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas, Ibnu Az Zubeir, Mujahid, dan lebih dari satu kalangan salaf dan khalaf. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/390. Dar Ath Thayyibah)

Ada juga yang mengatakan maksudnya adalah sepuluh hari awal Muharram, ada juga ulama yang memaknai sepuluh hari awal Ramadhan. Namun yang benar adalah pendapat yang pertama. (Ibid)  yakni sepuluh awal bulan Dzulhijjah.

Keutamaannya pun juga disebutkan dalam As Sunnah. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
“Tidak ada amal yang lebih afdhal dibanding amal pada hari-hari ini.” Mereka bertanya: “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari No. 969)

Imam Ibnu Katsir mengatakan maksud dari “pada hari-hari ini” adalah sepuluh hari Dzulhijjah. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/390. Lihat Syaikh Sayyid Ath Thanthawi, Al Wasith, 1/4497. Mawqi’ At Tafasir)

 Maka, amal-amal shalih apa pun bisa kita lakukan antara tanggal satu hingga sepuluh Dzulhijjah; sedekah, shalat sunnah, shaum –kecuali pada sepuluh Dzulhijjah- , silaturrahim, dakwah, jihad, dan lainnya. Amal-amal ini pada hari-hari itu dinilai lebih afdhal dibanding jihad, apalagi berjihad pada hari-hari itu, tentu memiliki keutamaan lebih dibanding jihad pada selain hari-hari itu. 

Untuk berpuasa pada sepuluh hari ini, ada dalil khusus sebagaimana diriwayatkan oleh Hafshah Radhiallahu ‘Anha, katanya:

أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

Ada empat hal yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah meninggalkannya: puasa ‘Asyura, Al ‘Asyr (puasa 10 hari Dzulhijjah), puasa tiga hari tiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh. (HR. An Nasa’i, dalam As Sunan Al Kubra No. 2724, Abu Ya’la dalam Musnadnya No.  7048, Ahmad No. 26456)

Hanya saja para ulama mendhaifkan hadits ini. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: “Hadits ini dhaif, kecuali sabdanya: “dua rakaat sebelum subuh,” yang ini shahih. (Ta’liq Musnad Ahmad No. 26456)

                Didhaifkan pula oleh Syaikh Al Albani. (Irwa’ul Ghalil, No. 954)

  1. Shaum ‘Arafah (Pada 9 Dzulhijjah)
Dari Qatadah Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Nabi ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, beliau menjawab: “Menghapuskan dosa tahun lalu dan tahun kemudian.” (HR. Muslim No. 1162, At Tirmidzi No. 749, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 2805, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar No. 763, Ahmad No. 22535, 22650. Ibnu Khuzaimah No. 2117, dan ini adalah lafaz Imam Muslim)

Hadits ini menunjukkan sunahnya puasa ‘Arafah.

Apakah yang sedang wuquf dilarang berpuasa ‘Arafah?
Imam At Tirmidzi Rahimahullah mengatakan:
وقد استحب أهل العلم صيام يوم عرفة إلا بعرفة
                Para ulama telah menganjurkan berpuasa pada hari ‘Arafah, kecuali bagi yang sedang di ‘Arafah. (Sunan At Tirmidzi, komentar hadits No. 749)

                Apa dasarnya bagi yang sedang wuquf di ‘Arafah dilarang berpuasa? 

                Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang sedang di ‘Arafah. (HR. Abu Daud No. 2440, Ibnu Majah No. 1732, Ahmad No. 8031, An Nasa’i No. 2830, juga dalam As Sunan Al Kubra No. 2731, Ibnu Khuzaimah No. 2101, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1587)

Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Hakim, katanya: “Shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim tapi keduanya tidak meriwayatkannya.” (Al Mustadrak No. 1587) Imam Adz Dzahabi menyepakati penshahihannya.

Dishahihkan pula oleh Imam Ibnu Khuzaimah, ketika beliau memasukkannya dalam kitab Shahihnya. Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar:
قُلْت قَدْ صَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَ وَثَّقَ مَهْدِيًّا الْمَذْكُورَ: ابْنُ حِبَّانَ
Aku berkata: Ibnu khuzaimah telah menshahihkannya, dan Mahdi telah ditsiqahkan oleh Ibnu Hibban. (At Talkhish, 2/461-462)

                Namun ulama lain menyatakan bahwa  hadits ini dhaif. (Syaikh Syu’aib Al Arnauth, Ta’liq Musnad Ahmad No.  8031, Syaikh Al Albani dalam berbagai kitabnya seperti Tamamul Minnah Hal. 410,  At Ta’liq Ar Raghib, 2/77, Dhaif Abi Daud No. 461,  dan lainnya)
                Mereka menyanggah tashhih (penshahihan) tersebut, karena perawi hadits ini yakni Syahr bin Hausyab dan Mahdi Al Muharibi bukan perawi Bukhari dan Muslim sebagaimana yang diklaim Imam Al Hakim.  

                Imam Al Munawi mengatakan:

قال الحاكم : على شرط البخاري وردوه بأنه وهم إذ مهدي ليس من رجاله بل قال ابن معين : مجهول ، وقال العقيلي : لا يتابع عليه لضعفه

                Berkata Al Hakim: “Sesuai syarat Bukhari,” mereka (para ulama) telah menyanggahnya karena terjadi ketidakjelasan pada Mahdi, dia bukan termasuk perawinya Bukhari, bahkan Ibnu Ma’in mengatakan: majhul. Al ‘Uqaili mengatakan: “Dia tidak bisa diikuti karena kelemahannya.” (Faidhul Qadir, 6/431) 

Lalu,  Mahdi Al Muharibi – dia adalah Ibnu Harb Al Hijri, dinyatakan majhul (tidak diketahui) keadaannya oleh para muhadditsin.

                Syaikh Al Albani berkata:

قلت : وإسناده ضعيف ومداره عند الجميع على مهدي الهجري وهو مجهول
                Aku berkata: isnadnya dhaif, semua sanadnya berputar pada Mahdi Al Hijri, dan dia majhul. (Tamamul Minnah Hal. 410)

                Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata:

إسناده ضعيف، لجهالة مهدي المحاربي -وهو ابن حرب الهجري-، وذكره ابن حبان في "الثقات"، وهو تساهل منه.

                Isnadnya dhaif, karena ke-majhul-an Mahdi Al Muharibi, dia adalah Ibnu Harbi Al Hijri, dan Ibnu Hibban menyebutkannya dalam kitab Ats Tsiqaat (orang-orang terpercaya), dia (Ibnu Hibban) memang yang menggampangkannya (untuk ditsiqahkan, pen). (Ta’liq Musnad Ahmad No. 8041)

                Telah masyhur bagi para ulama hadits, bahwa Imam Ibnu Hibban adalah imam hadits yang dinilai terlalu mudah men-tsiqah-kan perawi yang majhul.

                Majhulnya Mahdi Al Muharibi juga di sebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar. (At Talkhish Al Habir,  2/461), Imam Al ‘Uqaili mengatakan dalam Adh Dhuafa: “Dia tidak bisa diikuti.” (Ibid)

                Imam Yahya bin Ma’in dan Imam Abu Hatim mengatakan: Laa A’rifuhu – saya tidak mengenalnya. (Imam Ibnu Mulqin, Al Badrul Munir, 5/749)

                Imam Ibnul Qayyim mengatakan:
وفي إسناده نظر، فإن مهدي بن حرب العبدي ليس بمعروف

                Dalam isnadnya ada yang perlu dipertimbangkan, karena Mahdi bin Harb Al ‘Abdi bukan orang yang dikenal. (Zaadul Ma’ad, 1/61), begitu pula dikatakan majhul oleh Imam Asy Syaukani. (Nailul Authar, 4/239)
 
                 Maka, pandangan yang lebih kuat adalah tidak ada yang shahih larangan berpuasa pada hari  ‘Arafah bagi yang sedang di ‘Arafah. Oleh karenanya Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan:

لم يثبت أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قد نهى عن صيام هذا اليوم

                Tidak ada yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang berpuasa pada hari ini ( 9 Dzhulhijjah). (Ta’liq Musnad Ahmad, No. 8031)

                Tetapi, di sisi lain juga tidak ada yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berpuasa ketika wuquf di ‘Arafah. 

                Diriwayatkan secara shahih:

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ أَنَّهُمْ شَكُّوا فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَرَفَةَ فَبَعَثَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحٍ مِنْ لَبَنٍ فَشَرِبَهُ

                Dari Ummu Al Fadhl, bahwa mereka ragu tentang berpuasanya Nabi Shalllallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari ‘Arafah, lalu dikirimkan kepadanya segelas susu, lalu dia meminumnya. (HR. Bukhari No. 5636)
 
                Oleh karenanya Imam Al ‘Uqaili mengatakan:

  وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَسَانِيدَ جِيَادٍ أَنَّهُ لَمْ يَصُمْ يَوْمَ عَرَفَةَ بِهَا وَلَا يَصِحُّ عَنْهُ النَّهْيُ عَنْ صِيَامِهِ

                 Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sanad-sanad yang baik, bahwa Beliau belum pernah berpuasa pada hari ‘Arafah ketika berada di sana, dan tidak ada yang shahih darinya tentang larangan berpuasa pada hari itu. (Adh Dhuafa, No. 372)

                Para sahabat yang utama pun juga tidak pernah berpuasa ketika mereka di ‘Arafah.

Disebutkan oleh Nafi’ –pelayan Ibnu Umar, sebagai berikut:        

 عن نافع قال سئل بن عمر عن صوم يوم عرفة بعرفة قال لم يصمه رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا أبو بكر ولا عمر ولا عثمان

                Dari Nafi’, dia berkata: Ibnu Umar ditanya tentang berpuasa hari ‘Arafah ketika di ‘Arafah, dia menjawab: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak berpuasa, begitu pula Abu Bakar, Umar, dan Utsman.” (HR. An Nasa’i, As Sunan Al Kubra No. 2825)

                Maka, larangan berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang di ‘Arafah tidaklah pasti, di sisi lain, Nabi pun tidak pernah berpuasa  ketika sedang di ‘Arafah, begitu pula para sahabat setelahnya. Oleh karena itu, kemakruhan berpuasa tanggal 9 Dzulhijjah bagi yang sedang wuquf telah diperselisihkan para imam kaum muslimin. Sebagian memakruhkan dan pula ada yang membolehkan. 

                Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau tidak pernah melakukannya, tetapi juga tidak melarang puasa ‘Arafah bagi yang wuquf di ‘Arafah.

 سئل بن عمر عن صوم يوم عرفة فقال حججت مع النبي صلى الله عليه و سلم فلم يصمه وحججت مع أبي بكر فلم يصمه وحججت مع عمر فلم يصمه وحججت مع عثمان فلم يصمه وأنا لا أصومه ولا أمر به ولا أنهى عنه

Ibnu Umar ditanya tentang berpuasa pada hari ‘Arafah, beliau menjawab: “Saya haji bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Beliau  tidak berpuasa, saya haji bersama Abu Bakar, juga tidak berpuasa, saya haji bersama Umar, juga tidak berpuasa, saya haji bersama ‘Utsman dia juga tidak berpuasa, dan saya tidak berpuasa juga, saya tidak memerintahkan dan tidak melarangnya.” (Sunan Ad Darimi No. 1765. Syaikh Husein Salim Asad berkata: isnaduhu shahih.)

                Kalangan Hanafiyah mengatakan, boleh saja berpuasa ‘Arafah bagi jamaah haji yang sedang wuquf jika itu tidak membuatnya lemah. (Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu,  3/25)

                Syaikh Wahbah Az Zuhaili menyebutkan bahwa tidak dianjurkan mereka berpuasa, walaupun kuat fisiknya, tujuannya agar mereka kuat berdoa:

أما الحاج فلا يسن له صوم يوم عرفة، بل يسن له فطره وإن كان قوياً، ليقوى على الدعاء، واتباعاً للسنة

                Ada pun para haji, tidaklah disunahkan berpuasa pada hari ‘Arafah, tetapi disunahkan untuk berbuka walau pun dia orang yang kuat, agar dia kuat untuk banyak berdoa, dan untuk mengikuti sunah.(Ibid, 3/24) Jadi, menurutnya “tidak disunahkan”, dan tidak disunahkan bukan bermakna tidak boleh. 

Namun mayoritas madzhab memakruhkannya, berikut ini rinciannya:

-          Hanafiyah: makruh bagi jamaah haji berpuasa ‘Arafah jika membuat lemah, begitu juga puasa tarwiyah (8 Dzulhijjah).
-          Malikiyah: makruh bagi jamaah haji berpuasa ‘Arafah, begitu pula puasa tarwiyah.
-          Syafi’iyah: jika jamaah haji mukim di Mekkah, lalu pergi ke ‘Arafah siang hari maka  puasanya itu  menyelisihi hal yang lebih utama, jika pergi ke ‘Arafah malam hari maka boleh berpuasa. Jika jamaah haji adalah musafir, maka secara mutlak disunahkan untuk berbuka.   
-          Hanabilah: Disunahkan bagi para jamaah haji berpuasa pada hari ‘Arafah jika wuqufnya malam,  bukan wuquf pada siang hari, jika wuqufnya siang maka makruh berpuasa.  (Lihat rinciannya dalam Al Fiqhu ‘Alal Madzahib Al Arba’ah, 1/887, karya Syaikh Abdurrahman Al Jazairi)

  1. Shalat Idul Adha dan Menyembelih Hewan  Qurban
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman;

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar: 2)

 Shalat Idul Adha (juga Idhul Fitri) adalah sunah muakadah. Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:

شرعت صلاة العيدين في السنة الاولى من الهجرة، وهي سنة مؤكدة واظب النبي صلى الله عليه وسلم عليها وأمر الرجال والنساء أن يخرجوا لها.

Disyariatkannya shalat ‘Idain (dua hari raya) pada tahun pertama dari hijrah, dia adalah sunah muakadah yang selalu dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Beliau memerintahkan kaum laki-laki dan wanita untuk keluar meramaikannya. (Fiqhus Sunnah, 1/317)

Ada pun kalangan Hanafiyah berpendapat wajib, tetapi wajib dalam pengertian madzhab Hanafi adalah kedudukan di antara sunah dan fardhu.

Disebutkan dalam Al Mausu’ah:

صَلاَةُ الْعِيدَيْنِ وَاجِبَةٌ عَلَى الْقَوْل الصَّحِيحِ الْمُفْتَى بِهِ عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ - وَالْمُرَادُ مِنَ الْوَاجِبِ عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ : أَنَّهُ مَنْزِلَةٌ بَيْنَ الْفَرْضِ وَالسُّنَّةِ - وَدَلِيل ذَلِكَ : مُوَاظَبَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا مِنْ دُونِ تَرْكِهَا وَلَوْ مَرَّةً

Shalat ‘Idain adalah wajib menurut pendapat yang shahih yang difatwakan oleh kalangan Hanafiyah –maksud wajib menurut madzhab Hanafi adalah kedudukan yang setara antara fardhu dan sunah. Dalilnya adalah begitu bersemangatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukannya, Beliau tidak pernah meninggalkannya sekali pun. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 27/240)

Sedangkan Syafi’iyah dan Malikiyah menyatakan sebagai sunah muakadah, dalilnya adalah karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh orang Arab Badui tentang shalat fardhu, Nabi menyebutkan shalat yang lima. Lalu Arab Badui itu bertanya:

 هَل عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ ؟ قَال لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ

 Apakah ada yang selain itu? Nabi menjawab: “Tidak ada, kecuali yang sunah.” (HR. Bukhari No. 46)

Bukti lain bahwa shalat ‘Idain itu sunah adalah shalat tersebut tidak menggunakan adzan dan iqamah sebagaimana shalat wajib lainnya. Shalat tersebut sama halnya dengan shalat sunah lainnya tanpa adzan dan iqamah, seperti dhuha, tahajud, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa shalat ‘Idain adalah sunah.

Sedangkan Hanabilah mengatakan fardhu kifayah, alasannya adalah karena firman Allah Ta’ala menyebutkan shalat tersebut dengan kalimat perintah:  “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar: 2). Juga karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu merutinkannya. (Ibid, 27/240)

Insya Allah, secara khusus pada kesempatan lain akan kami bahas pula adab-adab pada hari raya. 

Selanjutnya berqurban, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Para ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, ada yang mengatakan wajib bagi yang memiliki kelapangan rezeki, ada pula yang mengatakan sunah mu’akadah, dan inilah pendapat mayoritas sahabat, tabi’in, dan para ulama. 

Ulama yang mewajibkan berdalil dengan hadits berikut, dari Abu Hurairah Radhiallhu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

                “Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan dia tidak berkurban, maka jangan dekati tempat shalat kami.”  (HR. Ibnu Majah No.  3123, Al Hakim No. 7565, Ahmad No. 8273, Ad Daruquthni No. 53, Al Baihaqi dalam  Syu’abul Iman  No. 7334)

                Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya No. 7565, katanya: “Shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.” Imam Adz Dzahabi menyepakati hal ini.

                Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahihul Jami’ No. 6490, namun hanya menghasankan dalam kitab lainnya seperti At Ta’liq Ar Raghib, 2/103, dan Takhrij Musykilat Al Faqr, No. 102.

                Sementara Syaikh Syu’aib Al Arnauth mendhaifkan hadits ini, dan beliau mengkritik Imam Al Hakim dan Imam Adz Dzahabi dengan sebutan: “wa huwa wahm minhuma – ini adalah wahm (samar/tidak jelas/ragu) dari keduanya.” Beliau juga menyebut penghasanan yang dilakukan Syaikh Al Albani dengan sebutan: “fa akhtha’a – keliru/salah.” (Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 8273)
 
                Mengomentari hadits ini, berkata Imam Amir Ash Shan’ani Rahimahullah:

وَقَدْ اسْتَدَلَّ بِهِ عَلَى وُجُوبِ التَّضْحِيَةِ عَلَى مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ لِأَنَّهُ لَمَّا نَهَى عَنْ قُرْبَانِ الْمُصَلَّى دَلَّ عَلَى أَنَّهُ تَرَكَ وَاجِبًا كَأَنَّهُ يَقُولُ لَا فَائِدَةَ فِي الصَّلَاةِ مَعَ تَرْكِ هَذَا الْوَاجِبِ وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى { فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ } وَلِحَدِيثِ مِخْنَفِ بْنِ سُلَيْمٍ مَرْفُوعًا { عَلَى أَهْلِ كُلِّ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ } دَلَّ لَفْظُهُ عَلَى الْوُجُوبِ ، وَالْوُجُوبُ قَوْلُ أَبِي حَنِيفَةَ  
              
  “Hadits ini dijadikan dalil wajibnya berkurban bagi yang memiliki kelapangan rezeki, hal ini jelas ketika Rasulullah melarang mendekati tempat shalat, larangan itu menunjukkan bahwa hal itu merupakan meninggalkan  kewajiban, seakan Beliau mengatakan shalatnya tidak bermanfaat jika meninggalkan kewajiban ini. Juga karena firmanNya: “maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Dalam hadits Mikhnaf bin Sulaim secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah) berbunyi: “ (wajib) atas penduduk setiap rumah pada tiap tahunnya untuk berkurban.” Lafaz hadits ini menunjukkan wajibnya. Pendapat yang menyatakan wajib adalah dari Imam Abu Hanifah. (Subulus Salam, 4/91)

                Sementara yang tidak mewajibkan, menyatakan bahwa dua hadits di atas tidak bisa dijadikan hujjah (dalil), sebab yang pertama mauquf (hanya sampai sahabat nabi, bukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), hadits kedua dha’if. Sedangkan ayat Fashalli li Rabbika wanhar, tidak bermakna wajib kurban melainkan menunjukkan urutan aktifitas, yakni menyembelih kurban dilakukan setelah shalat Id. 

Berikut keterangan dari Imam Ash Shan’ani:

وَقِيلَ لَا تَجِبُ وَالْحَدِيثُ الْأَوَّلُ مَوْقُوفٌ فَلَا حُجَّةَ فِيهِ وَالثَّانِي ضَعْفٌ بِأَبِي رَمْلَةَ قَالَ الْخَطَّابِيُّ : إنَّهُ مَجْهُولٌ وَالْآيَةُ مُحْتَمِلَةٌ فَقَدْ فُسِّرَ قَوْلُهُ ( { وَانْحَرْ } ) بِوَضْعِ الْكَفِّ عَلَى النَّحْرِ فِي الصَّلَاةِ أَخْرَجَهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ وَابْنُ شَاهِينَ فِي سُنَنِهِ وَابْنُ مَرْدُوَيْهِ وَالْبَيْهَقِيُّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَفِيهِ رِوَايَاتٌ عَنْ الصَّحَابَةِ مِثْلُ ذَلِكَ وَلَوْ سُلِّمَ فَهِيَ دَالَّةٌ عَلَى أَنَّ النَّحْرَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ تَعْيِينٌ لِوَقْتِهِ لَا لِوُجُوبِهِ كَأَنَّهُ يَقُولُ إذَا نَحَرْت فَبَعْدَ صَلَاةِ الْعِيدِ فَإِنَّهُ قَدْ أَخْرَجَ ابْنُ جَرِيرٍ عَنْ أَنَسٍ { كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْحَرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَأُمِرَ أَنْ يُصَلِّيَ ثُمَّ يَنْحَرُ } وَلِضَعْفِ أَدِلَّةِ الْوُجُوبِ ذَهَبَ الْجُمْهُورُ مِنْ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَالْفُقَهَاءِ إلَى أَنَّهَا سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ بَلْ قَالَ ابْنُ حَزْمٍ لَا يَصِحُّ عَنْ أَحَدٍ مِنْ الصَّحَابَةِ أَنَّهَا وَاجِبَةٌ .  

                “Dikatakan: Tidak wajib, karena hadits pertama adalah mauquf dan tidak bisa dijadikan hujjah (dalil). Hadits kedua  (dari Mikhnaf bin Sulaim) dhaif karena dalam sanadnya ada Abu Ramlah. Berkata Imam Al Khathabi: “Dia itu majhul (tidak dikenal).” Sedangkan firmanNya: “…berkurbanlah.” adalah tentang penentuan waktu penyembelihan setelah shalat. Telah diriwayatkan oleh Abu Hatim, Ibnu Syahin di dalam sunan-nya, Ibnu Mardawaih, dan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas dan didalamnya terdapat beberapa riwayat dari sahabat yang seperti ini, yang menunjukkan bahwa menyembelih kurban itu dilakukan setelah shalat (‘Ied). Maka ayat itu secara khusus menjelaskan tentang waktu penyembelihnnya, bukan menunjukkan kewajibannya. Seolah berfirman: Jika engkau  menyembelih maka (lakukan) setelah shalat ‘Ied. Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Anas: “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyembelih sebelum shalat Id, lalu Beliau diperintahkan untuk shalat dulu baru kemudian menyembelih.” Maka nyatalah kelemahan alasan mereka yang mewajibkannya. Sedangkan, madzhab jumhur (mayoritas) dari sahabat, tabi’in, dan ahli fiqih, bahwa  menyembelih qurban adalah sunah mu’akkadah, bahkan Imam Ibnu Hazm mengatakan tidak ada yang shahih satu pun dari kalangan sahabat yang menunjukkan kewajibannya.” (Ibid)
 
                Seandainya hadits-hadits di atas shahih, itu pun tidak menunjukkan kewajibannya. Sebab dalam riwayat lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَتْ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا
         
                “Jika kalian memasuki tanggal 10 (Dzulhijjah) dan hendak berkurban maka janganlah dia menyentuh   sedikit pun dari  rambutnya dan kulitnya.”  (HR. Muslim No. 1977) [2]

                Hadits tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa berkurban itu terkait dengan kehendak, manusianya oleh karena itu Imam Asy Syafi’i menjadikan hadits ini sebagai dalil tidak wajibnya berkurban alias sunah.
 
                Berikut ini keterangannya:
قال الشافعي إن قوله فأراد أحدكم يدل على عدم الوجوب

                Berkata Asy Syafi’i: “Sesungguhnya sabdanya “lalu kalian berkehendak” menunjukkan ketidak wajibannya. (Subulus Salam, 4/91)

                Insya Allah tentang Fiqih Qurban akan kami bahas pada hari-hari yang akan datang.

  1. Tidak Berpuasa pada Hari Raya ( 10 Dzulhijah) dan hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzul Hijjah)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Hari ‘Arafah, hari penyembelihan qurban, hari-hari tasyriq, adalah hari raya kita para pemeluk islam, itu adalah hari-hari makan dan minum. (HR. At Tirmidzi No. 773, katanya: hasan shahih, Ad Darimi No. 1764, Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: isnaduhu shahih. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1586, katanya: “Shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim, tetapi mereka tidak meriwayatkannya.” )

Dari Nubaisyah Al Hudzalli, katanya: bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum. (HR. Muslim No. 1141)

Inilah di antara dalil agar kita tidak berpuasa pada hari raya dan hari-hari tasyriq, karena itu adalah hari untuk makan dan minum. Sedangkan untuk puasa pada hari ‘Arafah sudah dibahas pada bagian sebelumnya.

Imam At Tirmidzi berkata:

وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ يَكْرَهُونَ الصِّيَامَ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ إِلَّا أَنَّ قَوْمًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ رَخَّصُوا لِلْمُتَمَتِّعِ إِذَا لَمْ يَجِدْ هَدْيًا وَلَمْ يَصُمْ فِي الْعَشْرِ أَنْ يَصُومَ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ وَبِهِ يَقُولُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ

Para ulama mengamalkan hadits ini, bahwa mereka memakruhkan berpuasa pada hari-hari tasyriq, kecuali sekelompok kaum dari sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan selain mereka, yang memberikan keringanan untuk berpuasa pada hari-hari tasyriq bagi orang yang berhaji tamattu’ jika belum mendapatkan hewan untuk berqurban dan dia belum berpuasa pada hari yang sepuluh (pada bulan Dzulhijjah, pen). Inilah pendapat Malik bin Anas, Asy Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. (Sunan At Tirmidzi, lihat komentar hadits No. 773)

Pada saat itu dibolehkan mengadakan acara (haflah) makan  dan minum, karena memang kaum muslimin sedang berbahagia. Hal itu sama sekali bukan perbuatan yang dibenci.

Al Hafizh Ibnu Hajar memberikan penjelasan terhadap hadits ini, katanya:

وأن الأكل والشرب في المحافل مباح ولا كراهة فيه

Sesungguhnya makan dan minum pada berbagai acara adalah mubah dan tidak ada kemakruhan di dalamnya. (Fathul Bari, 4/238)

  1. Berdzikir Kepada Allah Ta’ala pada hari-hari Tasyriq
Dalam riwayat Imam Muslim, dari Nubaisyah Al Hudzalli, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum. (HR. Muslim No.  1141), dan dalam riwayat Abu Al Malih ada tambahan: “dan hari berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim No. 1141)
 
Pada hari-hari tasyriq kita dianjurkan banyak berdzikir, karena Nabi juga mengatakan hari tasyriq adalah hari berdzikir kepada Allah Ta’ala. Agar kebahagian dan pesta kaum muslimin tetap dalam bingkai kebaikan, dan tidak berlebihan. 

Imam Ibnu Habib menjelaskan tentang berdzikir pada hari-hari tasyriq: 

يَنْبَغِي لِأَهْلِ مِنًى وَغَيْرِهِمْ أَنْ يُكَبِّرُوا أَوَّلَ النَّهَارِ ثُمَّ إِذَا اِرْتَفَعَ ثُمَّ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ ثُمَّ بِالْعَشِيِّ وَكَذَلِكَ فَعَلَ وَأَمَّا أَهْلُ الْآفَاقِ وَغَيْرُهُمْ فَفِي خُرُوجِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى وَفِي دُبُرِ الصَّلَوَاتِ وَيُكَبِّرُونَ فِي خِلَالِ ذَلِكَ وَلَا يَجْهَرُونَ

Hendaknya bagi penduduk Mina dan selain mereka untuk bertakbir pada awal siang (maksudnya pagi, pen), lalu ketika matahari meninggi, lalu ketika matahari tergelincir, kemudian pada saat malam, demikian juga yang dilakukan. Ada pun penduduk seluruh ufuk dan selain mereka, pada setiap keluarnya mereka ke tempat shalat dan setelah shalat hendaknya mereka bertakbir pada saat itu,  dan tidak dikeraskan. (Imam Abul Walid Al Baji, Al Muntaqa Syarh Al Muwaththa’, 2/463)

Maka, boleh saja bertakbir saat hari-hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah) sebagaimana yang kita lihat pada sebagian masjid dan surau, yang mereka lakukan setelah shalat. Hal ini berbeda dengan Idul Fithri yang bertakbirnya hanya sampai naiknya khatib ke mimbar ketika shalat Idul Fithri, yaitu takbir dalam artian ‘takbiran’-nya hari raya. Ada pun sekedar mengucapkan takbir  (Allahu Akbar) tentunya boleh  kapan pun juga.  

Demikian. Semoga bermanfaat .......
Wallahu A’lam


[1]  Sebagian imam ahli tafsir menyebutkan bahwa, hukum berperang pada bulan-bulan haram  adalah dibolehkan, sebab ayat ini telah mansukh (direvisi) secara hukum oleh ayat: “Perangilah orang-orang musyrik di mana saja kalian menjumpainya ….”.  Sementara, ahli tafsir lainnya mengatakan, bahwa ayat ini tidak mansukh, sehingga larangan berperang pada bulan itu tetap berlaku kecuali darurat. Dan, Imam Ibnu Jarir lebih menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa ayat ini mansukh (direvisi) hukumnya. (Jami’ Al Bayan, 9/478-479. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)  Imam Ibnu Rajab mengatakan kebolehan berperang pada bulan-bulan haram adalah pendapat jumhur (mayoritas ulama), pelarangan hanya terjadi pada awal-awal Islam. (Lathaif Al Ma’arif Hal. 116. Mawqi’ Ruh Al Islam)

[2] Berkata Imam An Nawawi tentang maksud hadits ini:

وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاء فِيمَنْ دَخَلَتْ عَلَيْهِ عَشْر ذِي الْحِجَّة وَأَرَادَ أَنْ يُضَحِّيَ فَقَالَ سَعِيد بْن الْمُسَيِّب وَرَبِيعَة وَأَحْمَد وَإِسْحَاق وَدَاوُد وَبَعْض أَصْحَاب الشَّافِعِيّ : إِنَّهُ يَحْرُم عَلَيْهِ أَخْذ شَيْء مِنْ شَعْره وَأَظْفَاره حَتَّى يُضَحِّي فِي وَقْت الْأُضْحِيَّة ، وَقَالَ الشَّافِعِيّ وَأَصْحَابه : هُوَ مَكْرُوه كَرَاهَة تَنْزِيه وَلَيْسَ بِحَرَامٍ ، وَقَالَ أَبُو حَنِيفَة : لَا يُكْرَه ، وَقَالَ مَالِك فِي رِوَايَة : لَا يُكْرَه ، وَفِي رِوَايَة : يُكْرَه ، وَفِي رِوَايَة : يَحْرُم فِي التَّطَوُّع دُون الْوَاجِب .
                Ulama berbeda pendapat tentang orang yang memasuki 10 hari bulan Zulhijjah dan orang yang hendak berquban. Sa’id bin Al Musayyib, Rabi’ah, Ahmad, Ishaq, Daud, dan sebagian pengikut Asy Syafi’I mengatakan: sesungguhnya haram baginya memotong rambut dan kukunya sampai dia berqurban pada waktu  berqurban. Asy Syafi’i dan pengikutnya mengatakan: hal itu makruh, yakni makruh tanzih (makruh mendekati boleh), tidak haram. Abu Hanifah mengatakan: tidak makruh. Malik mengatakan: tidak makruh. Pada riwayat lain dari Malik; makruh. Pada riwayat lain: diharamkan pada haji yang sunah, bukan yang wajib. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim,  6/472)

sumber : http://faridnuman.blogspot.com/2011/10/keutamaan-bulan-dzulhijjah-dan-amalan.html
Read more »

 

KABAR PKS KELANTAN

PKS KELANTAN UNTUK INDONESIA

INSPIRASI