Islamedia - Jabar berhasil menciptakan sejuta lapangan pekerjaan baru dalam waktu kurang dari tiga tahun. Bagaimana Jabar sukses meraih hal itu?
Berikut wawancara yang dilakukan oleh wartawan inilah.com dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hening Widiatmoko.
Oktober 2010, Jabar sudah menciptakan sejuta kesempatan kerja baru.
Berikut wawancara yang dilakukan oleh wartawan inilah.com dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hening Widiatmoko.
Oktober 2010, Jabar sudah menciptakan sejuta kesempatan kerja baru.
Bisa dipaparkan jumlah tepatnya dan didasari fakta apa jumlah tersebut?
Di awal saya menjabat, pertengahan 2008, jumlah angkatan kerja 19,05 juta orang. Yang tertampung 16,79 juta, sehingga ada 2,26 juta atau 11,87% yang menganggur. Kami menargetkan pertumbuhan tenaga kerja pada 2010 sebesar 2% dari kondisi eksisting di 352.000 perusahaan. Setiap bulan tersedia sekitar 20.000 lowongan pekerjaan. Alhamdulillah, dalam waktu 2 tahun 4 bulan, penyerapan sudah melampaui target 1 juta. Tepatnya 1.063.302 orang.
Satu juta kesempatan kerja itu di sektor apa saja?
Terbesar diserap oleh sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi. Termasuk juga sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan serta sektor industri. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, khususnya Disnakertrans Jabar. Prestasi yang dicapai dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun itu patut disyukuri dengan cara terus berinovasi untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan di Jabar.
Bapak punya sisa waktu menjabat Gubernur sekitar 2 tahun lagi. Apakah masih ada target soal kesempatan kerja hingga akhir masa jabatan pada 2013?
Sesuai data Sakernas 2010 terdapat 1,95 Juta warga menganggur. Satu juta kesempatan kerja telah tersedia pada 2010. Kami masih punya tugas dan target menyerap satu juta lebih lagi hingga 2013. Kami akan mengoptimalkan beberapa langkah, dengan memperluas penyebaran informasi pasar kerja baik melalui kegiatan offline seperti job fair maupun online melalui website lowongan pekerjaan.
Langkah lainnya adalah kerja sama dengan dunia pendidikan melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) untuk membantu menempatkan alumninya melalui konsep career development centre dan tentu saja melalui pendekatan ekonomi makro dengan memberikan kemudahan kepada investor. Selain itu, juga upaya di sektor informal, khususnya menggali potensi pedesaan guna membuka kesempatan kerja, antara lain melalui program padat karya. Kami pun meneruskan program transmigrasi yang dibekali keterampilan prima sehingga tidak hanya memecahkan masalah kependudukan, namun juga masalah ketenagakerjaan, karena mekanisme ini membuka peluang kerja dengan konsep Jabar Mengembara (Warga Jabar mencari kesempatan kerja keluar dari kampung halamannya baik di dalam negeri maupun di luar negeri).
Terkait sektor informal tadi, apa yang telah dilakukan Pemprov Jabar untuk mendorong terealisasinya program itu?
Upaya yang sudah, sedang, dan akan kami lakukan adalah memberdayakan dan memperkuat sektor IKM (industri kecil menengah) dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah). Ini harus dilakukan karena penyerapan kesempatan kerja di sektor pertanian mulai menurun. Sebabnya, tak lain peralihan penggunaan lahan dan bergesernya orientasi generasi muda di pedesaan untuk mencari pekerjaan di luar sektor pertanian. Tentunya tidak mudah untuk mendorong pertumbuhan IKM dan UMKM. Butuh kerja keras semua pihak dalam mewujudkannya. Soalnya, sektor itu masih mengalami kendala dalam pemasaran, promosi, manajerial, SDM dan lainnya.
Soal investasi, apa yang akan dilakukan Pemprov untuk meyakinkan investor agar mau menanamkan modalnya di Jabar?
Ketenagakerjaan merupakan hal penting yang harus dituntaskan karena terkait pertumbuhan penduduk dan besarnya jumlah angkatan kerja. Angka dua juta pengangguran terbuka menjadi target kami. Satu jutanya tersalurkan pada 2010. PR kami sekarang menciptakan kesempatan kerja lebih banyak lagi untuk mengurangi pengangguran. Satu cara untuk menyerap satu juta tenaga kerja itu ialah melalui investasi. Peluang dan potensi investasi di Jabar sangat banyak, didukung membaiknya kondisi hubungan industrial yang semakin harmonis dan kondusif. Peluang-peluang itu telah kami presentasikan dalam forum bisnis The Indonesian Investment Marketing di Willard Intercontinental, Washington DC pada Juli lalu, di antaranya energi panas bumi, infrastruktur, dan ketahanan pangan. Infrastruktur seperti pembangunan bandara internasional dan fasilitasnya dengan kebutuhan biaya Rp8,1 triliun, industri daging ternak sapi (beef cattle industry), dan tenaga terampil keperawatan dengan nilai kebutuhan investasi US$17 juta. Geothermal pun menjadi satu potensi yang sangat besar karena Jabar mampu bertahan sebagai powerhouse utama di Indonesia. Ini akan menopang peran Jabar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Apa yang ditawarkan Jabar agar para investor tertarik untuk menanamkan uangnya di Jabar, tidak di daerah lain?
Tingkat pertumbuhan ekonomi Jabar adalah salah satu yang tercepat di Indonesia. Pada 2009, Jabar bisa menjaga pertumbuhan ekonomi lebih dari 4,2% dan 6,1% pada 2010. Diharapkan pada 2011 akan tumbuh tidak kurang dari 6%. Untuk mendukung itu, kami konsisten menerapkan praktik, kredibilitas dan akuntabilitas guna mendorong iklim bisnis yang sehat. Dan perlu diketahui juga, dari total investasi asing di Indonesia, 10,43%-nya ada di Jabar.
Peranan Jabar pada non-ekspor minyak Nasional mencapai rata-rata 20,27% per tahun. Ini memperkuat Jabar untuk membangun Bandara Internasional. Kami juga menawarkan 14 titik panas bumi yang prospektif di 8 kabupaten. Potensi 14 titik panas bumi itu sangat besar karena begitu semuanya dioperasikan, maka akan terhubung untuk pasar se-Jawa hingga Bali. Kami juga menggambarkan betapa kondusif dan prospektifnya berinvestasi di Jabar. Jabar menjadi provinsi yang utama dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Kontribusinya mencapai 17%. Belum lagi potensi SDM yang hingga kini menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 43 juta jiwa. Pada 2025, kemungkinan menjadi 56 juta jiwa lebih. Dan ini merupakan pasar yang sangat besar di Indonesia.
Berapa target investasi yang masuk ke Jabar dan berapa target penyerapan tenaga kerjanya?
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Jabar, realisasi investasi dari PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) pada periode triwulan pertama 2011 meningkat 140% dari periode yang sama pada 2010. Pada 2011, investasi yang masuk mencapai Rp18,67 triliun sedangkan tahun lalu sekitar Rp7 triliun. Kenaikan realisasi investasi ini sebagai hasil proses perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). Kami juga terus memantapkan infrastruktur wilayah sehingga makin meyakinkan pelaku usaha untuk berinvestasi di sini.
(Berdasarkan data BKPPMD Jabar, investasi di triwulan pertama 2011 sudah memenuhi sekitar 47% dari target investasi berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Target investasi Jabar tahun ini adalah Rp 39,47 triliun).
(Kadisnaker menambahkan, kenaikan realisasi investasi selaras dengan peningkatan serapan tenaga kerja. Di triwulan pertama 2011, tercatat sebanyak 51.883 tenaga kerja yang terserap dalam proyek investasi di Jabar. Jumlahnya meningkat sekitar 81,61% dibandingkan dengan tahun lalu yang jumlahnya 28.541 orang
Mengenai moratorium TKI ke Arab Saudi, apakah itu menjadi kendala bagi Jabar dalam mengatasi pengangguran? Dan bagaimana upaya mengatasinya?
Pengiriman TKI ke luar negeri bukanlah solusi yang dipilih oleh Pemprov Jabar dalam mengatasi pengangguran. Jika melihat data mengenai jumlah penempatan TKI asal Jabar, moratorium tersebut tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap solusi mengatasi pengangguran di Jabar. Berdasarkan data BPS, jumlah TKI asal Jabar yang ditempatkan di berbagai negara baik di kawasan Asia Pacifik maupun Timur Tengah dan Afrika jumlahnya 6.614 TKI.
Karena itu, sektor IKM dan UMKM menjadi salah satu program kami untuk menyerap tenaga kerja selain investasi. Sektor IKM ini sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja. Dari 190.000 lebih IKM dan UMKM yang ada di Jabar, itu saja bisa menyerap tenaga kerja dua juta orang lebih. Jika bisa menambah jumlah yang sama, tidak hanya memenuhi target 2 juta kesempatan kerja, tapi juga menciptakan kesempatan kerja baru
Nah, soal target jutaan tenaga kerja itu dan pencapaian 1 juta tenaga kerja di 2010, banyak yang menganggap itu lebih bernuansa politis karena merupakan janji saat kampanye pasangan Hade. Menurut bapak?
Dalam era demokrasi dan kebebasan berbicara anggapan seperti itu sah-sah saja. Saya akui, memang banyak pihak yang meragukan pencapaian 1 juta tenaga kerja tersebut. Namun saya tetap open mind. Sebagai Gubernur tentu upaya menyejahterakan warganya merupakan sebuah kewajiban dan bila ada keraguan tentang hal itu silakan saja menelusuri validitas data yang dimiliki pemerintah. Yang pasti, data tersebut dapat diverifikasi karena didukung oleh sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan dengan rincian berupa data by name, by address, dan by job serta by company. Tentu saja penyusunan pencapaian data 1 Juta kesempatan kerja tersebut untuk menepis anggapan yang meragukan data kami tadi.[inilah/adv]
0 ulasan:
Catat Ulasan