Islamedia - Paska peristiwa pengebomam WTC 11/9 terjadi perubahan sudut pandang yang drastis masyarakat dunia dalam melihat Islam dan Muslim yang diasosiasikan dengan radicalism, fundamentalism dan intolerance. Isu tersebut menimbulkan kecemasan di masyarakat barat yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok politik tertentu untuk meraih simpati dari masyarakat dalam menaikkan popularitas dengan melabelkan isu pada Islam dan umat Islam dengan Eurabianization, Islamification atau Balkanization yang menggiring opini masyarakat bahwa Islam bersifat merusak. Hal ini perlu diluruskan dengan pembuktian bahwa Islam dan muslim tidak seperti yang dilabelkan tersebut dan terbuka dengan suatu nilai yang baik meskipun berasal dari nilai barat yang tentunya harus disesuaikan dengan nilai yang ada dalam Islam.
Pertumbuhan jumlah umat Islam di Eropa yang pesat termasuk jumlah warga negara Indonesia yang bekerja dan belajar secara tidak langsung terimbas dengan bayang - bayang "label' tersebut, karenanya perlu segera diadakan langkah nyata untuk mengubah cara pandang tersebut dalam rangka menciptakan suasana yang saling memahami, saling toleransi sehingga terwujud kehidupan yang harmonis antara masyarakat barat dan muslim khususnya di Eropa.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai salah satu bagian dari umat Islam ikut merasa bertanggungjawab akan terwujudnya kondisi tersebut. Karenanya, Pusat Informasi dan Pelayanan PKS (PIP PKS) Belanda bekerjasama dengan Badan Hubungan Luar Negeri (BHLN) DPP PKS akan menyelenggarakan seminar Internasional dengan topic “Harmonizing Islam and Western Civilizations Towards a New Era“ yang akan dilaksanakan di Holiday Inn Hotel, Leiden pada tanggal 20 Oktober 2011 (http://conference.pk-sejahtera.nl/). Dalam seminar tersebut akan dipaparkan tentang nilai - nilai kebaikan yang ada didalam masyarakat Eropa dan nilai – nilai luhur masyarakat Islam yang mana nilai tersebut dapat diterima oleh kedua belah pihak. Selanjutnya diharapkan akan terwujud era baru masyarakat yang harmoni didasari saling memahami, toleransi dan kesetaraan sehingga akan saling menguatkan serta akhirnya dapat mengurangi potensi – potensi kekerasan dikedua pihak.
Seminar ini rencananya akan di buka oleh Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq MA dilanjutkan dengan paparan ilmiah dari Dr. Hidayat Nur Wahid, M. Anis Matta dan H.E. Arif Havas Oegroseno (Ambassador to the Kingdom of Belgium, the Grand-Duchy of Luxembourg and the European Union) sebagai pembicara dari Indonesia. Hadir pula dalam acara ini tokoh dari Eropa yaitu George Galloway (Vice President of the Stop the War Coalition, UK) dan Sheikh Ahmad Amir Ali (President of European Academy for Islamic Studies), Ms. Laureen Booth, mualaf yang juga adik ipar mantan PM Inggris, Tony Blair. Selain seminar, untuk membekali pengurus PIP PKS dalam berinteraksi dengan dunia internasional, akan diselenggarakan pelatihan diplomasi internasional yang akan diikut oleh pengurus PIP PKS Belanda, perwakilan PIP PKS UK dan Jerman. Pelatihan ini bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia dan KBRI Den Haag.
Ketua PIP PKS Belanda yang sekaligus ketua penyelenggara seminar Deden Setia Permana ketika dhubungi Islamedia menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan mencari titik temu budaya dan cara pandang antara masyarakat barat (Eropa) dan timur (Islam) khususnya Indonesia . Sebagaimana diketahui bahwa perbedaan budaya dan cara pandang inilah yang menjadikan masing - masing tidak bisa memahami satu dengan yang lain yang akhirnya menjadi pemicu ketidak harmonisan dari kedua kelompok masyarakat ini. Deden menjelaskan "melalui sarana ini kami akan meretas kebekuan antara barat dan timur dengan dialog". Selanjutnya dia berkata, "saling mengerti dan memahami sudut pandang berpikir masing - masing adalah kunci untuk mewujudkan hubungan yang mutualisme antara dunia barat dan timur", tandas dia. [delfino]
0 ulasan:
Catat Ulasan